Sabtu, 23 November, 2024

Alissa Wahid Sebut Abu Janda Rasis dan Menyalahi Semua Prinsip NU

“Ketika berkomentar seperti itu, dia sudah menyalahi semua prinsip NU”

MONITOR, Jakarta – Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, menyebut bahwa ungkapan yang disampaikan pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda kepada mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, di Twitter pada 2 Januari 2021 lalu adalah bentuk ujaran yang sangat rasis.

Alissa menilai bahwa Abu Janda telah berkomentar dengan berlebihan dan menyalahi prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah, yakni tasamuh (toleran), tawazun (berimbang), tawassuth (moderat), i’tidal (tegak lurus) dan amar ma’ruf nahi munkar.

“Itu rasis banget ya. Berlebihan dan enggak tawassuth (moderat) itu. Ketika berkomentar seperti itu, dia sudah menyalahi semua prinsip NU. Tawassuth, tawazun, tasamuh tidak ada, dan i’tidalnya tidak ada. Memang ngaco orang itu,” ungkapnya seperti dikutip dari NU Online, Jakarta, Minggu (31/1/2021).

Putri sulung dari Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu lantas menyampaikan keberatannya jika Abu Janda dianggap sebagai representasi dari Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, menurut Alissa, perilaku yang selama ini diperlihatkan Abu Janda ke publik, sama sekali tidak sejalan dengan nilai atau prinsip ajaran NU.

- Advertisement -

Alissa menyampaikan, hal terpenting agar seseorang dapat menjadi warga Nahdliyin itu dengan menerapkan prinsip Aswaja An-Nahdliyah dalam keseharian. Prinsip tersebut adalah tasamuh, tawazun, tawassuth, i’tidal dan amar ma’ruf nahi munkar.

“Itulah yang menentukan apakah seseorang bisa disebut sebagai orang NU atau bukan,” ujarnya.

Dengan kata lain, Alissa mengatakan, apabila ada orang yang mengaku sebagai bagian dari Nahdliyin tetapi perilaku dan kelakuannya justru berlawanan dengan prinsip Aswaja An-Nahdliyah, maka dapat dipastikan itu hanya klaim sepihak.

“Boleh enggak sih orang mengklaim? Boleh. Kita juga tidak bisa melarang orang bicara bahwa dia menganggap dirinya sebagai NU,” kata Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) itu.

Sekali lagi, Alissa menegaskan bahwa kalau ada orang yang menyatakan dirinya sebagai orang NU, maka lihatlah perilakunya. Jika perilaku yang diperlihatkan ke publik tidak sesuai atau bahkan berlawanan dengan prinsip yang telah diajarkan di NU, maka jangan anggap sebagai representasi NU. 

Seperti diketahui, Abu Janda saat ini ramai diperbincangkan di publik lantaran salah satu cuitan yang ditulis di Twitter untuk membalas cuitan Natalius Pigai. Mulanya, Pigai berseteru dengan Jenderal Hendropriyono pada 2 Januari 2021 lalu. Melihat itu, Abu Janda lantas bereaksi dan membela Hendropriyono.

“Kapasitas Jend Hendropriyono: mantan Kepala BIN, mantan Direktur BAIS, mantan Menteri Transmigrasi, Profesor ilmu Filsafat Intelijen, Berjasa di berbagai operasi militer. Kau Natalius Pigai apa kapasitas kau? sudah selesai evolusi belum kau?,” tulis Abu Janda di akun Twitter @permadiaktivis1.

Kalimat terakhir itulah yang menjadi persoalan dan dinilai publik sebagai ujaran rasisme. Abu Janda pun dilaporkan ke polisi atas dugaan rasisme, salah satunya oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Selain atas dugaan kasus rasisme, Abu Janda juga dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama karena kembali mencuit pernyataan yang bernada merendahkan Islam dengan menyebut Islam agama yang arogan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER