Selasa, 16 April, 2024

Dua Tokoh Ini Ajak Para Insinyur Wujudkan Indonesia Maju

"Selamat mengabdi dalam profesi keinsinyuran di tempat masing-masing“

MONITOR, Jakarta – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, lulus dari program profesi insinyur Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dilantik pada Selasa (19/1/2021) bersama dua orang menteri, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste Pedro dos Reis. 

Sebelum dilantik UGM, sebelumnya Hasto dan Trenggono sama-sama sudah menerima gelar Insinyur Profesional Utama (IPU). Serah terimanya dilaksanakan pada awal tahun ini bersama dengan Arifin Tasrif, yang juga Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. 

Hasto bersama Trenggono hadir langsung di Kampus UGM, Yogyakarta, saat acara Pelantikan Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur Semester Gasak TA 2020/2021 UGM. Sementara Pedro hadir secara daring dari Timor Leste. Di acara itu, hadir juga Ketua Umum Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto dan Dirjen Dikti Kemendikbud Nizar. 

Prosesi pelantikan dimulai dengan pembacaan janji profesi insinyur yang dipandu oleh Heru Dewanto. Lalu diikuti dengan penyerahan sertifikat profesi insinyur dan pemberian helm tanda profesi insinyur utama sudah sah. 

- Advertisement -

Wakil Rektor UGM, Djagal Wiseso Marseno, mengungkapkan bahwa pihaknya bangga karena pelantikan kali ini membantu UGM memecahkan rekor dengan telah melantik 1.367 lulusan berprofesi insinyur. Diharapkan semua lulusan ini bisa berkontribusi secara nyata dalam pembangunan Indonesia. 

“Jika di China terbanyak insinyurnya, bertumpu pada profesionalisme insinyur dan manajemen pengelolaan ipteknya. Dan kini China leading dalam banyak hal. Oleh karenanya, menjadi langkah kita adalah mencetak insinyur profesional sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Dekan Fakultas Teknik UGM, Ali Agus, mengakui bahwa pelantikan kali ini memang menjadi istimewa. Karena keberadaan dua orang menteri dari dua negara dengan ditambah keberadaan Hasto Kristiyanto sebagai pesertanya. 

“Kita tahu PDIP itu membela rakyat kecil yang simbolnya adalah kepala banteng,” ujarnya. 

Ali mengatakan, program profesi insinyur ini bukan hanya memastikan gelar insinyur, tapi juga sertifikasi insinyur profesional hingga kartu Kesatuan Alumni UGM (Kagama). 

“Selamat mengabdi dalam profesi keinsinyuran di tempat masing-masing,” katanya. 

Dalam sambutannya, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan bahwa ternyata mendapat gelar profesi insinyur itu berat. Menurut Wahyu, lebih berat lagi beban yang harus dihadapi setelahnya karena mempunyai konsekuensi tanggung jawab besar. 

Wahyu lalu bercerita bahwa sebelum ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri KP, dirinya ditugaskan sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Di sana, Wahyu menemukan betapa Indonesia memiliki banyak orang pintar dan hebat, namun seluruh sektor serta teknologi justru dikuasai oleh asing. 

“Pertahanan kita boleh dibilang 99 persen dikuasai teknologi asing. Makanya ini berat tantangannya,” ungkapnya. 

Begitupun ketika ditugaskan di Kementerian KP, Wahyu menemukan bahwa selama ini Indonesia terlalu banyak mengeksploitasi wilayah daratnya. Padahal wilayah lautnya lebih luas, yang ironinya lebih banyak dieksploitasi oleh asing. 

“Saya menemukan bahwa kita butuh teknologi hebat yang harus kita ciptakan sendiri, sehingga bisa kita gunakan sumber daya kita itu demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada titik ini dibutuhkan peran serta para insinyur kita sendiri,” ujarnya. 

“Tantangan ke depan adalah bagaimana kita membawa beban sebagai insinyur untuk bisa berbuat sesuatu demi memajukan bangsa ini. Tantangan kita sangat besar. Impor kita sangat besar. Bahkan makanan kita dikuasai luar. Untuk itu, selamat bekerja dan mohon dukungan para insinyur baru untuk membantu negara kita, bersama-sama mewujudkan Indonesia Maju,” kata Wahyu. 

Sementara Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa pencapaian ini merefleksikan bahwa bangsa Indonesia perlu terus menerus belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khususnya demi mendorong kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri. 

“Insinyur Indonesia memiliki tanggung jawab menjalankan kampanye ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Kndonesia berdikari sesuai semangat Pancasila,” ungkapnya. 

Ketua Umum PII Heru Dewanto mengatakan keinsinyuran pada hakikatnya adalah transformasi untuk memastikan tantangan jadi peluang, yang tak mungkin menjadi mungkin, lewat temuan dan inovasi. 

Insinyur memainkan peran penting dalam menyelesaikan masalah dunia. Termasuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs). Bahkan insinyur juga berperan, termasuk dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19 yang saat ini sedang dihadapi dunia. 

“Maka kami mengucapkan selamat bergabung dengan para insinyur,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER