MONITOR, Jakarta – Usai Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2021 di Istana Negara tanggal 11 Januari 2021 selanjutnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo membuka Rapat Kerja Nasional Bidang Tanaman Pangan hari Senin (12/01).
Menteri yang akrab dipanggil SYL ini mengatakan di masa pendemi covid 19 yang telah menekan pertumbuhan ekonomi global dan menimbulkan dampak multi dimensi, sektor pertanian harus menjadi pengaman, karena pangan menjadi kebutuhan prioritas yang harus dipenuhi bagi 268 juta jiwa.
SYL bersyukur kinerja sektor pertanian tahun 2020 mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak, saat hampir semua sektor terpuruk karena terjangan badai pandemi Covid-19, sektor pertanian justru berkibar, dan menjadi penyelamat ekonomi dari jurang resesi yang lebih dalam, lokomotif pertumbuhan ekonomi, dan penyerap limpahan tenaga kerja dari sektor lain yang terhempas pandemi.
“Kontribusi Pertanian cukup memberikan arti segi ekonomi nasional. Harapan kita di 2021 ini adalah berbagai terobosan, produktivitas pertanian harus ditingkatkan sesuai arahan presiden untuk meningkatkan dalam membangun pertanian yang makin maju dengan pendekatan pendekatan modernisasi, korporasi serta digitalisasi kalau itu memang dibutuhkan harus sudah bisa dilakukan oleh Kementerian Pertanian,“ jelas SYL.
Selanjutnya Syahrul menjelaskan bahwa bulan Maret ini kita sudah harus bisa menentukan yang mana yang bisa di teruskan yang mana yang harus di rencanakan kembali. “Rubah mindset dengan perbaiki konsep, perbaiki agenda, perbaiki target dan yang paling penting adalah perbaiki kordinasi dengan yang dibawah. Karena keberhasilan bukan berasal dari atas, tetapi dari bawah,“ ucap SYL.
Di tempat yang sama , Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan persiapan dan kesiapan 2021 harus lebih baik utuk mengejar Perluasan Areal Tanam Baru ( PATB ). Langkah-angkah yang akan dilakukan tahun ini secara kolaborasi bersama untuk megejar program PATB tahun 2020 yang sudah ditanam. “ Ini mata kuliah yang harus dikejar tahun ini seluas 500 ribu hektar, “ ucap Suwandi.
Selain itu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai program 200 hari kerja terutama untuk kedelai , yaitu salah satunya adalah target menanam kedelai di 3 bulan pertama ini. Untuk ketersediaan benihnya, rencana dari pertanaman 36 ribu hektar kedelai semua dijadikan benih lalu benih tersebut akan terus dikawal karena akan ditanam pada bulan April, Mei dan Juni pada 100 hari kedua seluas 525 ribu hektar.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan juga penandatanganan MOU padi, jagung dan kedelai serta Kostraling dan penandatangan deklarasi bersama. Sinergisme ini dibutuhkan untuk menggandeng PIHC dan Perbankan penyedia KUR sebagai sumber-sumber pendanaan investor. “Mari sinergi bersama-sama, disamping bantuan dari APBN kita perlu bersama melakukan strategi untuk relokasi dan refocusing. Pola-pola ini agar di lakukan dan di dorong oleh masing masing daerah untuk mendukung program yang baik ini “ kata Suwandi.
“Kami Direktorat Jenderal Tanaman Pangan beserta jajaran dinas siap melaksanakan tugas kedepannya dan alhamdullilah dengan serapan anggaran yang baik di tahun 2020, Insya Allah semua akan berjalan sesuai harapan,” tandas Suwandi.