MONITOR, Jakarta – Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, mengaku yakin Kabareskim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo akan dipilih dan dilantik menjadi Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ujang mengungkapkan bahwa keyakinannya itu karena Listyo Sigit Prabowo memiliki kedekatan dengan Jokowi
“(Yang jadi Kapolri) sepertinya orang sekampung Pak Jokowi,” ungkapnya di Jakarta, Senin (11/1/2021).
Sebagaimana diketahui, diantara nama kuat yang menjadi calon kuat Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis yang berasal dari Solo adalah Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.
“Namun kembali lagi. keputusan akhirnya ada di tangan Jokowi. itu hak prerogatif beliau,” ujar Ujang.
Ujang mengatakan bahwa terkait siapa yang akan memimpin institusi Polri periode berikutnya memang merupakan wilayahnya Presiden sebagai panglima tertinggi dan yang memiliki hak prerogatif.
“Itu memang wilayah Presiden. Dan siapapun nanti yang ditunjuk, itulah pilihan terbaik. Kita sebagai rakyat mendukung dan menitipkan banyak harapan,” katanya.
Namun demikian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menyampaikan, ada beberapa tantangan penting yang harus diperhatikan oleh siapapun Kapolri baru pilihan Presiden tersebut.
Tantangan pertama, menurut Ujang, adalah terkait reformasi di tubuh Polri.
“Reformasi internal ini merupakan isu rutin yang selalu disuarakan di setiap pergantian Kapolri. Namun demikian, hal ini merupakan permasalahan serius yang harus menjadi fokus tersendiri bagi Kapolri terpilih,” ungkapnya.
Ujang menuturkan, struktur organisasi yang kuat dan bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan perubahan yang ada di tengah masyarakat sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti sekarang ini.
“Perkembangan dan perubahan ini terjadi cepat sekali seiring dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Tantangan lainnya, lanjut Ujang, adalah bagaimana menjaga pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tengah pandemi Covid-19 dan minusnya ekonomi.
“Polri juga harus tetap fokus pada penegakan hukum terhadap kejahatan, baik lokal maupun internasional seperti jaringan narkoba dan jaringan teroris, serta kejahatan siber,” katanya.
“Jujur saja, selain tantangan di atas, masyarakat masih melihat ada anggota kepolisian yang melakukan kekerasan berlebihan, arogan dan melanggar HAM,” ungkap Ujang menambahkan.