Sabtu, 23 November, 2024

Jika Sandi Tolak Kursi Menteri, AHY Disebut Berpeluang Masuk Istana

MONITOR, Jakarta – Isu perombakan (reshuffle) kabinet pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin kian santer berhembus kencang, apalagi sejumlah nama telah beredar ditengah publik. Mulai dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini, hingga Wakil Ketua Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.

Namun belakangan, mantan petinggi Gerindra Arief Puyuono meyakini politikus yang akrab disapa Sandi itu tak akan menerima jika ditunjuk menjadi menteri kabinet.

“Sandiaga punya pride terhadap dirinya untuk menolak jadi menteri, mungkin karena dia kan mantan kompetitor Jokowi di Pilpres 2024. Jika menerima jadi menteri, ya artinya Sandiaga menyetujui atau sepakat dengan visi misi Jokowi-Maruf Amin dong,” kata Arief Poyuono.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab turut berkomentar. Menurutnya sah-sah saja jika pribadi ‘Papa Online’ atau siapa pun yang ditunjuk menolak ajakan menjadi bagian dari kabinet kerja.

- Advertisement -

“Ya kalau betul mas Sandi atau Sufmi Dasco menolak tentu Presiden harus berhusnuzon (prasangka baik). Barangkali mereka belum siap dengan ritme kerja Presiden atau mungkin mereka punya kesibukan yang tak kalah penting,” ujarnya, Kamis (17/12/2020).

Analis politik asal UIN Jakarta itu mengatakan Presiden tentu tak akan habis pilihan dalam menentukan siapa yang layak masuk kabinetnya. Sebab posisi ini sangat prestisius dan menjadi incaran parpol maupun pribadi manapun.

Dia melihat, banyak figur dari partai politik baik yang berada di barisan koalisi maupun berada di luar koalisi menanti ‘panggilan Istana’. Fadhli menilai, partai di luar koalisi seperti Demokrat dan PAN juga masih berharap kader-kader terbaiknya bisa duduk dalam keanggotaan kabinet Indonesia Maju.

Menurut dia, Demokrat, misalnya dengan figur sentralnya yang tak lain Ketua Umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga berpeluang menunggu di ‘meja’ Demokrat. Apalagi, nama AHY juga sempat beredar pada saat Presiden Jokowi menyusun anggota Kabinetnya di Periode yang kedua ini.

Namun, khusus untuk AHY, tampaknya Jokowi harus meminta pertimbangan serius dari anggota koalisi, khususnya PDI Perjuangan sebagai pengusung utama pemerintahan Jokowi.

“Ya kalau disebut tidak bisa atau menolak tentu Presiden harus cari yang lain. Aku pikir masih banyak putra putri bangsa ini yang kompeten, baik dari parpol koalisi pemerintah maupun dari parpol oposisi. Partai Demokrat saja aku pikir sedang menunggu pinangan Pak Jokowi yang tentunya dengan catatan atau syarat. Apapun bisa terjadi, AHY bisa-bisa saja menanti di ‘meja’ Demokrat,” pungkasnya

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER