Jumat, 29 Maret, 2024

Pembangunan Kolam Retensi Andir dan Lima Polder untuk Pengendalian Banjir Cekungan Bandung Dimulai

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menambah kapasitas infrastruktur pengendalian banjir di Bandung sesuai amanat Presiden Joko Widodo melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Setelah Terowongan Nanjung dan Sudetan (Floodway) Cisangkuy, saat ini dimulai pembangunan Kolam Retensi Andir dan lima polder di Kabupaten Bandung sebagai tambahan tampungan pengendali banjir.

Dimulainya pembangunan tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, pada Kamis (10/12/2020) oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian PUPR Jarot Widyoko, dan Bupati Bandung Dadang M Naser.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keberhasilan Program Citarum Harum memerlukan sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat yang telah disepakati dalam rencana aksi yang mengatur tanggung jawab masing-masing stakeholder.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam sambutannya mengatakan, pembangunan kolam retensi Andir dan lima polder sebagai upaya kerja sama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menanggulangi banjir musiman di wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah Kabupaten Bandung. “Ini bagian dari upaya kita menanggulangi banjir bukan menghilangkan banjir. Diharapkan dengan pembangunan ini mampu mengurangi dampak banjir,” ujar Ridwan.

- Advertisement -

Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah bersinergi bersama Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemda Kabupaten Bandung dalam membangun Kolam Retensi Andir dan lima polder dengan anggaran sekitar Rp 141 miliar dan ditargetkan rampung pada Desember 2021. “Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih atas komitmen pemerintah pusat, yaitu hadirnya danau retensi atau kolam retensi kedua setelah Cieunteung,” ucap Kang Emil.

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menjelaskan, pembangunan kolam retensi Andir itu menjadi bagian dari proyek penanggulangan banjir Kabupaten Bandung yang sudah direncanakan. “Selain ini, kita juga telah membangun Sudetan Cisangkuy dan beberapa normalisasi anak sungai Citarum yang lainnya” kata Jarot.

Kolam Retensi Andir dirancang untuk mampu menampung genangan banjir sebanyak kurang lebih 137 ribu meter kubik. Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah nantinya bisa diserap oleh kolam retensi, dan bisa dipompa kembali ke sungai setelah normal.

Kolam retensi Andir akan dibangun di lahan seluas 4,85 hektare dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 148,78 hektare, luas genangan 2,75 hektare, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik.

Selain itu juga mulai dibangun lima polder, yakni Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 29,79 hektare dan volume tampungan 1.125 meter kubik; Polder Cipalasari-2 (catchment area 11,79 hektare dan volume 1.125 meter kubik); Polder Cijambe Barat (catchment area 78,20 hektare dan volume 1.125 meter kubik); Polder Cijambe Timur (catchment area 58,60 hektare dan volume 1.125 meter kubik); serta Polder Cisangkuy (catchment area 7,85 hektare dan volume 450 meter kubik).

Sebelumnya Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,75 Ha dan volume tampung 190.000 m3. Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mereduksi banjir seluas 91 Ha (sekitar 1250 bangunan/rumah) dan memiliki potensi sebagai area wisata. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya – PT. Barata (KSO) dengan nilai kontrak Rp. 203 miliar.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER