PERTANIAN

Food Estate Mengubah Kebiasaan Petani di Kalimantan Tengah

MONITOR, Jakarta – Program Food Estate yang diluncurkan pemerintah di lahan rawa Kalimantan Tengah, turut mengubah kebiasaan petani. Hal ini juga menjadi tantangan yang harus dilalui Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sasaran Food Estate di Kalimantan Tengag adalah meningkatkan luas tanam. Serta meningkatkan produksi komoditas utama, yaitu padi, yang dikembangkan di sana.

“Dengan Food Estate kita berharap adanya peningkatan nilai tambah aktivitas usaha pertanian melalui pengembangan komoditas pendukung, seperti Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan. Juga meningkatnya kapasitas petani dan terbentuknya Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dalam pengembangan komoditas tanaman pangan, khususnya padi. Serta memperkuat kerjasama dan sinergi antar petani dengan stakeholders terkait,” tuturnya.

Tantangan kegiatan Food Estate sendiri disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy, saat menjadi pembicara di Peringatan Hari Tanah Sedunia, yang digelar Balitbangtan melalui aplikasi Zoom, Senin (7/12/2020).

“Ada beberapa tantangan dalam kegiatan Food Estate di Kalimantan Tengah. Diantaranya, budaya petani pada sebagian titik lokasi masih cenderung lebih memilih jenis padi varietas lokal. Selain itu, pengelolaan budidaya dan penanganan pasca panen dan pemasaran masih bersifat individu atau kelompok kecil. Sehingga nilai tambah dari usaha pertanian masih rendah,” terangnya.

Tantangan lain yang ditemui adalah keterbatasan SDM pengelolaan budidaya pertanian pada sebagian lokasi. Menurutnya, hal ini mengakibatkan potensi lahan sekitarnya belum dapat termanfaatkan.

“Perlu waktu dan pendampingan secara intensif dalam perubahan budaya dan mindset petani dalam teknik pengelolaan budidaya pertanian secara modern,” kata Sarwo Edhy lagi.

Ditambahkan Sarwo Edhy di lokasi Food Estate juga belum sepenuhnya tersedia jaringan irigasi di tingkat usaha tani, baik jaringan tersier, kwarter, atau pun saluran cacing.

“Sehingga, berpengaruh terhadap kecepatan suplai irigasi maupun drainase serta pencucian apabila lahan sawah tergenang,” katanya.

Menurutnya, kesinambungan pengelolaan food estate secara mandiri oleh kelompok tani, perlu menjadi bagian yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan dan pengalokasian anggaran kegiatan.

Recent Posts

Kolaborasi KKP-Kemendes PDT Sukseskan Program MBG dan Swasembada Pangan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan bersinergi dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal…

2 jam yang lalu

Menteri Agama Serahkan Barang Gratifikasi ke KPK

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama diwakili Tenaga Ahli Menteri Agama, Muhammad Ainul Yakin, menyerahkan barang…

2 jam yang lalu

Besok Nyoblos Bareng Mega, Puan Ingatkan Pilkada Jurdil: Rakyat Harus Merdeka Memilih

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan agar Pilkada serentak 2024 yang akan…

2 jam yang lalu

Gandeng Investor, Pertamina Tetapkan Pemenang Pertamuda Seed and Scale 2024

MONITOR, Surabaya - PT Pertamina (Persero) menetapkan secara resmi pemenang "Pertamuda Seed and Scale 2024"…

3 jam yang lalu

Resmikan PUN Jembrana, Menteri Maman Harap Pedagang Naik Kelas

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman meresmikan Pasar Umum Negara (PUN),…

5 jam yang lalu

Kabar Gembira! Wamenag Ungkap Prabowo Janji Akan Naikan Honor Setiap Guru

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo HR Muhammad Syafi’i menghadiri peringatan Hari Guru…

6 jam yang lalu