MONITOR – Dalam Berita Resmi Statistik terkait Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dari lapangan usaha sektor akomodasi dan makan minum tumbuh 14,79% secara triwulanan. Apakah hal itu diikuti keinginan masyarakat untuk melakukan pengeluaran yang bersifat hiburan dan konsumsi?
Menurut Survei Perilaku Keuangan dan Konsumsi Masyarakat Jabodetabek yang dirilis Lifepal, keinginan masyarakat melakukan pengeluaran untuk berlibur, perawatan kecantikan dan kesehatan, atau belanja barang-barang branded masih belum pulih.
Meski demikian, masyarakat terlihat mulai tertarik melakukan pengeluaran yang berhubungan dengan gaya hidup dan hiburan, yang pada awalnya cukup dihindari di awal pandemi. Berikut adalah paparan mengenai keinginan beberapa keinginan masyarakat untuk melakukan pengeluaran untuk hiburan dan gaya hidup di Triwulan IV 2020.
Masyarakat lebih suka staycation, okupansi hotel bakal pulih?
Sebelumnya, BPS sempat mengumumkan bahwa tingkat okupansi hotel di Agustus 2020 mulai menggeliat. Sempat hanya berada di level 28,07% pada Juli 2020, okupansi hotel di bulan Agustus naik jadi 32,93%.
Bersamaan dengan itu, Survei Perilaku Keuangan dan Konsumsi Masyarakat Jabodetabek yang digelar Lifepal.co.id mencatat aktivitas hiburan yang paling dipilih masyarakat di masa pandemi adalah staycation (menginap di hotel) di dalam kota, diikuti oleh melakukan perawatan tubuh dan kulit, dan traveling ke luar kota.
Adapun pengeluaran yang saat ini masih belum menarik hati masyarakat adalah belanja barang branded dan traveling ke luar negeri. Survei ini pun mencatat bahwa keinginan masyarakat menabung di masa pandemi telah mencapai 73,6%.
Masyarakat berpenghasilan berapa yang keinginan rekreasinya rendah?
Survei membuktikan bahwa responden dengan tingkat pendapatan bulanan Rp 10 hingga Rp 20 juta, adalah yang memiliki keinginan tertinggi untuk melakukan pengeluaran untuk berlibur, rekreasi, dan merawat tubuh.
Lantas, bagaimana dengan responden di kategori penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan?
Keinginan responden berpenghasilan di bawah Rp 5 juta untuk melakukan perawatan kulit dan tubuh, serta traveling ke luar kota menjadi paling rendah dibanding responden dengan kategori penghasilan lainnya.
Responden dengan kategori penghasilan Rp 10 hingga Rp 20 juta juga cenderung lebih tertarik membeli barang branded, berkunjung ke tempat rekreasi, atau traveling ke luar negeri ketimbang responden dengan penghasilan Rp 5 hingga Rp 10 juta.
Yang tak kalah unik, responden bergaji di bawah Rp 5 juta lebih berkeinginan untuk melakukan pengeluaran dalam membeli barang branded (29,5%), ketimbang responden yang bergaji di atas Rp 20 juta (27,3%), meskipun hanya terpaut 2 persen saja.
Uniknya, bicara soal traveling ke luar negeri, keinginan responden dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta jauh lebih tinggi ketimbang responden berpenghasilan di atas Rp 20 juta. Mereka bahkan menduduki posisi kedua teratas.
Itulah paparan mengenai keinginan masyarakat untuk melakukan pengeluaran rekreasi dan berlibur di masa pandemi pada Triwulan IV 2020. Pada intinya, laju pertumbuhan PDB dari sektor lapangan usaha akomodasi dan makan minum tumbuh secara kuartalan, namun dilihat secara tahunan, nilainya masih -11,86%.
Beberapa hal yang masih menghambat pertumbuhan di sektor ini adalah belum pulihnya kunjungan wisatawan. Selain itu, kegiatan-kegiatan rapat atau training yang umumnya diselenggarakan di hotel juga mulai dikurangi dan dialihkan menjadi bersifat virtual.
Survei Perilaku Keuangan dan Konsumsi Masyarakat Jabodetabek era Pandemi COVID-19
Survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 400 responden yang merupakan warga domisili Jabodetabek. Survei berlangsung pada awal Triwulan IV 2020 yaitu, 6 Oktober hingga 18 November 2020.
Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, pria 47,4% dan wanita 52,6% Responden dikategorikan pula dalam kategori penghasilan. Sebanyak 13% responden memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan, 40,4% berpenghasilan Rp 5 hingga 10 juta, 29,3% berpenghasilan Rp 10 hingga Rp 20 juta per bulan, dan 17,3% dengan penghasilan Rp 20 juta ke atas per bulan.