MONITOR, Depok – Selama 15 tahun Depok seperti menjadi kota yang hegemoni dengan didominasi kelompok tertentu. Hal ini dirasakan warga Depok dari Indonesia Timur. Padahal masyarakat Depok adalah masyarakat yang majemuk.
“Selama lima belas tahun kami masyarakat Indonesia Timur seperti terpinggirkan di Depok. Kami seperti terasingkan dan tidak diajak turutserta aktif membangun Depok. Padahal kami juga memiliki potensi yang bisa dikembangkan,” kata Barnabas Ambok Ketua Relawan warga keturunan Indonesia Timur yang tinggal di Depok, seuasai kegiatan apel siaga masyarakat Indonesia Timur Kota Depok kawal pemenamgan Pradi-Afifah di wilayah Sukmajaya, Sabtu (28/11).
Menurut Barnabas, orang keturunan Indonesia Timur, seperti NTT, Ambon, Manado, dan Papua sudah ada di Depok sejak lama, bahkan zaman Belanda pun sudah ada.
“Jadi kalau dihitung jumlah cukup banyak juga. Ada ribuan kalau dihitung keseluruhan se Kota Depok,” ujarnya.
Di mata Barnabas Pradi-Afifah lebih menonjolkan nasionalis-agamis, sehingga dirinya yakin kedua sosok tersebut bisa merangkul semua golongan.
“Jangan lagi ada hegemoni, dominasi kelompok tertentu saja. Depok itu milik semua. Kami berharap Pradi-Afifah bisa menang dan menjadi pemersatu di Kota Depok,” ungkapnya, yang mengaku siap berjuang mengajak warga Indonesia Timur yang ada di Depok untuk mencoblos Pradi-Afifah pada 9 Desember mendatang.
Dari sisi program, lanjut Barnabas, berobat gratis pakai KTP yang digagas Pradi-Afifah menjadi program yang sangat diharapkan dapat terealisasi warga masyarakat.
“Ya, kami menilai program berobat gratis pakai KTP yang paling ditunggu. Memberi dampak positif bagi kami warga yang terpinggirkan,” ujar Barnabas yang mengapresiasi program berobat gratis dengan KTP.
Sementara Ketua Umum Generasi Muda Patriot Bela Bangsa, Ali Akbar, mengajak semua masyarakat Indonesia Timur yang ber-KTP Depok untuk komitmen memilih Pradi-Afifah. Ia juga mengajak generasi muda milenial untuk tidak golput.
Sebagai organisasi kemasyarakatan berbasis kepemudaan, kata Ali, Generasi Muda Patriot Bela Bangsa (GM-Patriot) merasakan kurangnya peran aktif para Milenial pada setiap gelaran Pilwalkot.
Sebab, menurut Ali, generasi muda sejatinya harus menjadi penerus pilar demokrasi dan menjadi pewaris negara dan bangsa
“Generasi milenial harus mengambil peran dan posisi strategis. Sudah bukan waktunya lagi banyak bicara politik, ekonomi, sosial atau apa saja tentang situasi bangsa, namun Golput saat ada moment Pilkada. Demokrasi mengajarkan kita untuk aktif dalam pikiran dan tindakan. NKRI hingga hari ini berdiri karena Demokrasi yang terjaga kesinambungannya.”
“Jadi mari generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam Pilkada Depok ini. Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2020 adalah salah satu proses ber-Demokrasi yang tidak bisa ditawar lagi. Saluran penyerapan aspirasi warga secara langsung itu menentukan siapa pemimpin yang dipercaya mengelola daerah dimana kita tinggal.”
“Ada hal besar yang lebih penting direnungkan daripada sekedar berpolitik praktis, yaitu pembangunan yang adil tanpa diskriminasi kelompok. Kita harus dukung Pradi-Afifah yang bisa merangkul semua golongan, semua potensi yang ada di Depok,” pungkasnya.