MONITOR, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa Proklamator sekaligus Presiden RI Pertama Soekarno alias Bung Karno adalah ‘penyambung lidah’ terbaik yang pernah dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Nadiem Makarim dalam webinar pembukaan pameran daring Buku Bung Karno, Jakarta, Selasa (24/11/2020).
Menurut Nadiem, Bung Karno menjadi sumber inspirasi terbaik karena kecerdasan dan pengetahuan mendalam dari puluhan ribu buku yang dibacanya.
Nadiem menyampaikan, tak jarang, nasib suatu bangsa ditentukan oleh pemikiran merdeka yang diperoleh melalui buku. Menurut Nadiem, bukti inspiratif tersebut adalah Bung Karno.
Nadiem menilai, Bung Karno membuktikan bahwa pemikirannya merdeka, bahkan saat Indonesia masih dijajah dan ia masih dalam tahanan.
Nadiem menuturkan, Bung Karno tetap membaca buku ketika sedang ditahan oleh Belanda. Bung Karno sebenarnya sedang membuktikan bahwa di dalam penjara sekalipun, ia tetap seorang manusia Indonesia merdeka.
“Saya harap ini bisa menginspirasi anak muda untuk membaca dan mengerti apa arti merdeka. Sejak muda, Bung Karno sudah mengenal pemikiran dunia dan pemikiran bangsanya sendiri dari buku yang dibaca. Akhirnya ini menghasilkan kecerdasan beliau yang membuatnya menjadi ‘penyambung lidah’ bangsa terbaik yang pernah dipunyai bangsa ini,” ungkapnya.
Menurut Nadiem, buku adalah sumber pengetahuan mencerdaskan. Nadiem mengingatkan, ada hubungan tingkat kemajuan dan kecerdasan sebuah bangsa dengan minat baca masyarakatnya. Semakin tinggi minat baca, maka akan semakin bagus.
“Masyarakat membaca adalah masyarakat yang selalu ingin belajar, dimana buku punya kedudukan penting bagi mereka,” ujarnya.
Di acara itu, hadir juga Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri, cucu Bung Karno yang juga Anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dan Sejarawan Bonnie Triyana.
Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi pameran buku tersebut. Harapannya, lewat pameran ini, Bung Karno mampu hadir sebagai sosok pemimpin negarawan sekaligus pembelajar yang baik, menginspirasi bagi anak-anak muda Indonesia demi kemajuan Indonesia Raya.
Kemudian, lanjut Hasto, dengan memahami buku-buku yang dibaca Bung Karno, maka diharapkan bangsa Indonesia bisa memahami bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri.
“Pameran Buku Bung Karno menunjukkan bagaimana Bung Karno hadir sebagai sosok pemimpin negarawan dan sekaligus pembelajar yang baik. Keseluruhan yang dipelajari, dikonstruksikan dalam imajinasi tentang Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Sejarawan Bonnie Triyana, mengungkapkan bahwa buku-buku Bung Karno memiliki makna penting. Karena lewat ide-ide yang dipelajari dan diserap Bung Karno dari buku-buku itulah kini Indonesia bisa merdeka.
“Bung Karno menggunakan ide ini sebagai cara menggerakkan kesadaran bangsa menghadapi kolonialisme Belanda,” ungkapnya.
Yang lebih menarik, Bonnie menyebut, ternyata masing-masing buku yang dipamerkan ini memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Ada buku yang diberikan seorang kawan Bung Karno dari Bandung, dimana saat itu dirinya masih di dalam penjara.
“Ada berbagai buku yang dikirim saat Bung Karno masih dipenjara. Kita cek dalam surat Bung Karno ke sahabatnya, beliau selalu minta dikirim buku di penjara. Dan hasilnya adalah kolaborasi ide yang ditulis di dalam buku ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ dan ratusan pidatonya,” ujarnya.
“Jadi pameran ini adalah cara kita mendalami berbagai pemikiran Bung Karno. Dari sosialisme sampai soal Islam. Tentu saja kita harap generasi muda bisa mengetahui bagaimana pentingnya membaca buku,” kata Bonnie.