Jumat, 22 November, 2024

Anis Matta dan Fahri Hamzah Kompak Puji Bobby Nasution

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta dan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah mengapreasiasi tekad calon Walikota Medan Bobby Afif Nasution akan membenahi Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) menjadi kota internasional .

Mereka menilai Kota Medan saat ini jauh tertinggal dari kota besar lain dan mempunyai banyak masalah,  yang merupakan bukti dari kegagalan pemimpin sebelumnya. Dengan begitu, pemimpin yang berpengalaman bukan sebagai patokan untuk bisa memajukan Kota Medan.

Hal itu disampaikan Anis Matta dan Fahri Hamzah dalam acara Ngopi Sore ‘Medan Butuh Wajah Baru’ di pandu oleh Pemred Tribun Medan Syarief Dayan di Studio Kolaborasi Medan Berkah di Medan, Sumut, Kamis (19/11/2020) petang.

Anis menepis anggapan pihak tertentu yang menyebutkan Bobby Nasution merupakan orang tidak berpengalaman. Padahal, masalah di Medan saat ini bukankah akibat kegagalan orang yang berpengalaman.

- Advertisement -

“Pengalaman itu bisa didapat segera dengan sistematika kerja, proses pembelajaran, kemampuan belajar cepat. Harus itu kita ubah kultur birokrasi untuk mempercepat kemajuan. Di Indonesia ada 11 kota penduduknya di atas satu juta. Medan harus punya infrastruktur standar internasional,” ujar Anis.

Fahri menuturkan, sebagai kota besar dengan penduduk yang banyak, kemewahan Kota Medan hanya sampai di bandara nya saja.

“Saya lihat Kota Medan ini kemewahan nya hanya sebatas Bandara nya saja. Selepas dari situ, kita bisa lihat sendiri, begitu banyak infrastruktur yang bisa dibilang tidak layak untuk sekelas kota besar seperti Medan,” ujar Fahri. 

Fahri menilai, akan ada banyak sekali pembenahan yang harus dilakukan dari segi pelayanan publik dan infrastruktur dalam perbaikan Kota Medan.

“Saya rasa tidak ada yang perlu ditutup-tutupi ya. Karena sifatnya ini kita semua bisa lihat. Jalan rusak kita bisa rasakan, trotoar, dan berbagai infrastruktur lainnya itu kasat mata dan kira semua bisa menyaksikan,” katanya.

Dikatakannya, sebagai semangat yang juga diusung Partai Gelora, kolaborasi menjadi konsep penting dalam pembangunan Kota Medan menjadi lebih tertata.

“Dalam prinsip-prinsip penataan kota dan perencanaan, Kota Medan masih belum punya itu. Kita belum bisa lihat bahwa Medan ini ditata dengan baik. Untuk itu, kolaborasi yang menjadi ruh kita itu yang saya rasa tepat sekali dalam membenahi ini,” ungkapnya.

Fahri mengungkapkan, misi membenahi birokrasi Bobby Nasution adalah keniscayaan yang layak diapresiasi.

“Yang mau kita bangun adalah public good, infrastruktur fisik dan non fisik. Nah birokrasi itu kata kunci. Benar cara berpikir Bobby perbaiki birokrasi dulu baru fisik pembangunan lancar. Jadi misi Bobby Nasution sudah sangat tepat,” kata Fahri.

Anis maupun Fahri menyatakan sepakat bahwa kedekatan Bobby Nasution dengan pusat akan turut memuluskan pembangunan di Medan.

“Infrastruktur kota tak bisa hanya dibangun pemkot, bahkan pemprov, perlu bek ap  dari pusat, dan di tangan Bobby tentu ada akses yang luas,” kata Anis.

Pilkada bukan Pilpres

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan, Pilkada Kota Medan ini bukan Pilpres. Karena itu, Partai Gelora memberikan dukungan penuh kepada Paslon Nomor Urut 2, Bobby Nasution dan Aulia Rachman.

Menurut Anis Matta,  ada oknum yang antipemerintahan sekarang dan oknum yang membenci Presiden Joko Widodo  berupaya membelah masyarakat dengan menasionalkan Pilkada Medan.

“Dan itu saya kira tidak tepat. Ini Pilkada bukan pilpres. Ada logika latah mau menasionalkan Pilkada, ini isu lokal bukan nasional,” terang Anis Matta.

Maka isu dinasti politik itu pun tak berdasar. Kata Anis, Bobby Nasution punya hak yang sama dalam iklim demokrasi untuk memilih dan dipilih.

Di Pilkada Medan, Bobby Nasution berjuang untuk menang bukan alih-alih diberi jabatan tanpa proses demokrasi seperti tuduhan dinasti politik itu sendiri.

“Kan kita dipilih bukan ditunjuk, jadi dinastinya itu di mana? Sistem demokrasi beri ruang yang sama. Yang beri suara rakyat, jabatan dipilih rakyat bukan ditunjuk. Itulah indahnya demokrasi semua orang punya peluang, semua berjuang tidak ada yang diperlakukan istimewa,” lanjut Anis Matta.

Bobby Nasution sendiri tak begitu ambil pusing dengan tuduhan macam-macam dari oknum tertentu. Baginya, niat maju di Pilkada Medan adalah semata untuk memperbaiki kemunduran Kota Medan.

“Saya turun ke masyarakat, saya dengar keluhan masyarakat dan saya akan jawab harapan masyarakat kepada saya. Kita akan libatkan semua pihak untuk berkolaborasi mewujudkan Medan yang berkah. Maknanya luas sekali. Kita akan kejar ketertinggalan dengan kota lain. Insya Allah,” kata Bobby. 

Bobby menjelaskan kolaborasi itu sangat penting. Sebab, Bobby sering bertemu dengan banyak komunitas masyarakat, baik yang profesional hingga awam, bahwa Kota Medan bisa dibangun dengan cara gotong royong, bersama-sama.

“Kolaborasi itu dengan menerima, mendengar, minta saran dari banyak pihak. Target utama sistem birokrasi kita benahi. Dan sebagai legitimasi pemimpin itu harus capai kolaborasi dengan pemerintah lainnya bahkan dengan masyarakat. Kita bisa didengar masyarakat dan bisa juga didengar stakeholder di pusat,” tandas Bobby.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER