PERTANIAN

Dibantu RJIT, Petani di Ciamis Bisa 3 Kali Tanam dalam Setahun

MONITOR, Ciamis – Para petani di Kecamatan Panjalu, Ciamis, Jawa Barat, sangat merasakan manfaat dari kegiatan padat karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dilakukan Kementerian Pertanian.

Salah satu dampak positif yang dirasakan dari RJIT adalah meningkatnya indeks pertanaman (IP) menjadi IP 300, atau 3 kali tanam dalam setahun.

Mentri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kegiatan RJIT dilakukan untuk mendukung pertanian.

“RJIT adalah kegiatan padat karya yang dilakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian. Dengan meningkatnya produktivitas, pendapatan petani pun kita harapkan menjadi meningkat,” tutur Mentan SYL, Selasa (17/11/2020).

Kegiatan padat karya berupa RJIT di Desa Bahara, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, adalah bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP). Kegiatan ini dikerjakan secara swadaya oleh Kelompok Tani Sari Galeuh dengan Ketua Eyan Herdiyan.

Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, berharap kegiatan RJIT bisa menjadi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat. Khususnya, masyarakat petani.

“Dengan RJIT, produktivitas dan indeks pertanaman kita tingkatkan. Sehingga RJIT bisa menjadi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat. Serta dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sarwo Edhy menjelaskan, RJIT adalah bagian dari water management.

“Artinya, lewat kegiatan ini kita bukan hanya memperbaiki atau merehabilitasi jaringan irigasi. Lebih dari itu, RJIT akan membantu meningkatkan dan memaksimalkan fungsi irigasi agar luas areal tanam bertambah,” katanya.

Menurut Sarwo Edhy, kegiatan RJIT di Desa Bahara, Kecamatan Panjalu, Ciamis, dilakukan karena saluran irigasi banyak mengalami kebocoran. Dengan RJIT, saluran tersebut dijadikan permanen sehingga air bisa menjangkau petakan-petakan sawah,” katanya.

“Dengan kegiatan RJIT, luas layanan irigasi meningkat. Jika semula irigasi mengairi lahan seluas 30 hektare (Ha), setelah dilakukan rehab menjadi 45 Ha. Provitas juga meningkat dari semula 6,1 Ton/ha menjadi 7 Ton/Ha,” katanya

Dampak paling terasa adalah meningkatnya Intensitas Pertanaman (IP). sebelum adanya RJIT hanya 250 atau 2,5 kali dalam 1 tahun dalam luasan tertentu.

“Namun setelah ada kegiatan RJIT menjadi 300 atau 3 kali dalam 1 tahun, karena air terdistribusi dengan lancar. Selain itu, terjadi percepatan tanam (Padi) pada Musim Tanam. Dampak sosial kegiatan RJIT ini adalah meningkatkan partisipasi kelompok dalam melakukan pemeliharaan saluran irigasi yang dibangun,” katanya.

Recent Posts

PPIH Pastikan Layanan Mina Disiapkan Hingga 13 Zulhijjah bagi Jemaah Nafar Tsani

MONITOR, Jakarta - Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Mukhlis M Hanafi memastikan…

57 menit yang lalu

Pertamina Jamin Pasokan Energi dan Salurkan Lebih Dari 3.800 Hewan Kurban

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tetap beroperasi secara maksimal selama masa libur Iduladha 1446H, guna…

1 jam yang lalu

Kemenag Jelaskan Tentang Solusi Masalah Pergerakan Jemaah dari Muzdalifah ke Mina

MONITOR, Jakarta - Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan dari target…

6 jam yang lalu

Milad ke-68 UIN Jakarta, Meneguhkan Jati Diri, Menatap Masa Depan Global

MONITOR, Jakarta - Tanggal 1 Juni 2025 menandai peristiwa penting bagi Universitas Islam Negeri (UIN)…

9 jam yang lalu

Dirut Jasa Marga Ingatkan Masyarakat Manfaatkan Diskon Tarif Tol di 10 Ruas Tol Strategis Jasa Marga

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono mengingatkan masyarakat…

12 jam yang lalu

Prof Rokhmin: Selamatkan Raja Ampat dari Kerusakan oleh Pertambangan Nikel

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI fraksi PDI Perjuangan Prof Rokhmin Dahuri angkat…

15 jam yang lalu