PERTANIAN

Dilakukan RJIT, Luas Layanan Irigasi di Morowali Meningkat

MONITOR, Sulteng – Kegiatan padat karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dilakukan Kementerian Pertanian, sangat dirasakan manfaatnya oleh petani di Desa Limbo Makmur, Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Salah satu manfaat yang dirasakan petani dari kegiatan yang dilakukan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian adalah meningkatnya luas layanan irigasi. Hal ini berpengaruh pada peningkatan produktivitas pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kegiatan padat karya RJIT dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Kementerian Pertanian akan berupaya meningkatkan produktivitas pertanian di daerah. Caranya dengan memastikan lahan-lahan pertanian mendapatkan supply air yang cukup. Dan kita memastikan hal itu dengan kegiatan RJIT,” tutur Mentan SYL, Sabtu (14/11/2020).

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy, mengatakan kegiatan padat karya RJIT adalah bagian dari water management.

“Kegiatan RJIT adalah bagian dari water management. Tujuannya bukan hanya untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Tetapi juga memaksimalkan dan meningkatkan fungsi irigasi. Sehingga luas areal tanam meningkat dan tentunya produktivitas juga bisa meningkat,” katanya.

Sarwo Edhy mengatakan, kegiatan RJIT di Desa Limbo Makmur, Kecamatan Bumi Raya, Kabupaten Morowali, dilakukan P3A Sumber Rejeki.

Pelaksanaan pembangunan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier dilakukan secara padat karya oleh seluruh anggota kelompok tani sehingga juga dapat memberikan menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.

“Kegiatan RJIT kita lakukan sebab kondisi irigasi di tempat ini masih berupa saluran tanah. Kondisi ini membuat distribusi air kurang merata, terutama pada daerah lahan yang paling hilir, selain itu pembangunan yang dilaksanakan bersama dengan padat karya ini diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat,” katanya.

Dengan kegiatan RJIT, luas layanan irigasi meningkat. Jika semula irigasi hanya mengairi lahan seluas 30 hektare (Ha), setelah dilakukan rehab menjadi 60 Ha.

“Dampaknya juga positif, karena meningkatkan Provitas dari semula 4,5 Ton/ha menjadi 5,3 Ton/Ha. Terkait dengan peningkatan, pada lokasi ini lebih kepada mempertahankan IP (indeks pertanaman) yang sudah 200 %/ 2 Kali dalam 1 tahun, sedangkan untuk MT Ke III dilakukan penanaman Palawija,” katanya.

Recent Posts

Mendag Zulhas Ajak Pelaku Usaha Penuhi Standar Potong Hewan Unggas

MONITOR, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak para pelaku usaha rumah potong hewan (RPH)…

4 jam yang lalu

Babinsa Kuala Kencana Beri Motivasi Kepada Petani Nanas

MONITOR, Jakarta - Babinsa Koramil 1710-03/Kuala Kencana, Kodim 1710/Mimika Serka Juventino melaksanakan kegiatan Komsos dan…

4 jam yang lalu

Menag: Rekomendasi BPK Menjadi Baseline Tindaklanjut

MONITOR, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) program dan…

9 jam yang lalu

Telkom Dukung Pemerintah Pulihkan Lahan Kritis dan Pembangunan Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Data Kementerian Kemaritiman & Investasi tahun 2022 menyebut luas lahan kritis nasional…

10 jam yang lalu

PUPR Lanjutkan Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol…

12 jam yang lalu

Komisi III Cek Persiapan Keamanan Jelang Berlangsungnya ‘World Water Forum’ ke-10 di Bali

MONITOR, Jakarta - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI melakukan pengecekan persiapan keamanan jelang…

12 jam yang lalu