MONITOR, Ponorogo – Kementrian Pertanian (Kementan) kembali memberikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) untuk petani Ponorogo, Jawa Timur. Alsintan ini diserahkan kepada 40 Kelompok Tani (Poktan) di berbagai Kecamatan di Ponorogo.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan saat ini, sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.
“Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” ujar Mentan SYL, Minggu (8/11).
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan.
“Poktan atau Gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan bantuan pemerintah,” kata Sarwo Edhy.
Dia juga mengatakan, alsintan yang dikelola UPJA di sejumlah daerah sudah banyak yang berhasil. UPJA terbukti bisa memberikan nilai tambah kepada poktan atau gapoktan.
“Ada salah satu UPJA yang mengelola alsintan kurun dua bulan bisa mendapatkan hasil dari sewa alsintan ke petani hingga Rp 46 juta,” ujar Sarwo Edhy.
Menurut Sarwo Edhy, bantuan alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab, petani yang menggunakan alsintan usaha taninya lebih efektif dan efisien.
“Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu 5-6 hari per hektare. Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu 3 jam per ha. Sehingga, penggunaan alsintan 40 persen lebih efisien,” tuturnya.
Alsintan tersebut kalau dikelola dengan baik bukan hanya mendorong indeks pertanaman (IP) petani dari yang semula 2 kali per tahun menjadi 3 kali per tahun, tapi juga meningkatkan produktivitas tanaman.
Kementan dalam 5 tahun terakhir juga gencar memberikan bantuan Alsintan banyak dikelola melalui Brigade Alsintan dengan system pinjam kepada kelompok tani.
“Kami berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka meningkatkan produksi pangan,” pungkasnya.
Penyaluran Alsintan ini dilakukan melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo bertempat di Gudang Alsintan yang berada di jalan Raya Ponorogo-Madiun masuk kecamatan Babadan.
Kasi Pengolahan Alat dan Mesin Pertanian Emy Arifah Masruroh mengatakan, ada puluhan mesin Cultivator (pencacah tanah) dan mesin pompa air kekuatan 6,5 Pk dan 5,5 PK yang dibagikan kepada 40 kelompok tani.
“Meski pandemic covid-19 kayaknya jumlah bantuan tidak berubah, masih seperti tahun-tahun yang lalu. Kita tidak tidak tahu apakah ada tambahan bantuan alsintan lagi apa tidak setelah 40 kelompok tani ini,” terang Emy.
Emi berharap dengan bantuan Alsintan seperti pompa air tahun anggaan 2020 kebutuhan air untuk irigasi pertanian tercukupi. Terutama untuk mengambil air permukaan. Sementara untuk mesin cultivator bisa untuk meringatkan beban petani saat mengolah sawah.
“Ada penghematan tenaga dan biaya yang cukup besar jika petani menggunakan mesin ini,” tambah Emy.
Mukaris, Ketua Kelompok Tani Sempo Adi di Desa Ngebel Kecamatan Ngebel mengaku mendapat bantuan mesin cultivator sesui proposal yang diajukan. Mesin Cultivator digunakan untuk dengkel tanah, persiapan untuk tanaman porang, ketela dan jagung.
“Ini merupakan bantuan yang kita ajukan setahun lalu. Kita sangat membutuhkan mesin pencacah atau dengkel tanah ini, karena memperingan petani dalam mengolah tanah. Biasanya, kita melakukannya dengan manual. Biayanya sangat tinggi perhari harus membanyar pekerja minimal Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu perhari. Sekarang lebih ringan biayannya, cepat dan puas hasilnya,‘’ jelas Mukaris.