PERTANIAN

Kabupaten Taput Peroleh Tambahan Pupuk Bersubsidi 1.446 Ton

MONITOR, Taput – Kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut) mengalami penambahan sebanyak 1.446 ton. Tambahan ini untuk menutup kekurangan pupuk subsidi hingga akhir tahun 2020.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan,
penyaluran harus segera dilakukan, karena beberapa wilayah sudah memasuki masa pemupukan, termasuk di Kabupaten Taput. Namun, dalam penyalurannya tetap akan berbasis e-RDKK yang sudah ditentukan alokasinya.

“Jangan ditunda-tunda lagi agar petani bisa tenang dalam kegiatan usaha taninya. Bila ada yang terbukti melakukan penimbunan laporkan saja ke pihak berwajib,” tegas Mentan SYL, Minggu (8/11).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy menjelaskan, Pemerintah Daerah sebenarnya memiliki waktu untuk update data setiap bulan. Pihak Kementan menurut Sarwo Edhy telah melakukan juga kroscek pada distributor pupuk.

“Setiap bulan, tanggal 20-25 kami buka sistem e-RDKK, untuk menampung yang belum masuk. Berapapun kebutuhan pupuk di daerah akan dipenuhi selama sesuai dengan e-RDKK,” ujar Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menegaskan, bahwa pupuk bersubsidi dialokasikan untuk petani yang berhak. Kriteria petani yang berhak mendapat pupuk bersubsdi meliputi, tergabung dalam Kelompok Tani, derdaftar dalam eRDKK dan memiliki luas lahan kurang dari 2 ha.

“Kami mengingatkan alokasi pupuk bersubsidi harus diawasi agar tepat sasaran, dan kuota pupuk hanya bagi kelompok tani sesuai RDKK. Bagi yang tidak sesuai kriteria, silakan menggunakan pupuk non subsidi,” ujar Sarwo Edhy.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Taput, Revan Nababan menjelaskan, sebelumnya, kuota pupuk bersubsidi di Taput hanya 13.565 ton. Setelah terjadi pengusulan, pendistribusian pupuk bersubsidi di Taput mengalami penambahan kuota menjadi 15.011 ton.

“Yang mengalami penambahan kuota yakni, pupuk NPK Ponska, SP – 36, Urea dan ZA. Sedangkan untuk pupuk organik tidak mengalami penambahan,” jelas Revan.

Untuk NPK Ponska kuota sebelumnya sebanyak 5.608 ton. Setelah mengalami penambahan menjadi 5.679 ton dan mengalami penambahan sebanyak 71 ton. Begitu juga untuk Urea, kuota sebelumnya 4.259 ton menjadi 5.159 ton. Mengalami penambahan sebanyak 900 ton. Sedangkan SP – 36, kuota sebelumnya 1.325 ton dan setelah mengalami penambahan menjadi 1.700 ton.

“Begitu juga untuk ZA, kuota sebelumnya sebanyak 1.593 ton dan setelah mengalami penambahan menjadi 1.693 ton. Sementara untuk pupuk organik kuotanya tetap sebanyak 780 ton,” pungkas Revan.

Recent Posts

Tiga Terobosan Perdana Haji 2025, Terbuka, Efisiensi Hingga Kompetitif

MONITOR, Jakarta - Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 mencatat sejarah baru dengan hadirnya tiga kebijakan…

1 jam yang lalu

Menuju Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin: Pelajar NU Harus Jadi Garda Terdepan Inovasi

MONITOR, Jakarta - Aula PCNU Kabupaten Cirebon penuh sesak oleh semangat muda, ratusan pelajar Nahdlatul…

9 jam yang lalu

Kementerian PU Pastikan Progres Pembangunan Sekolah Rakyat Sesuai Target

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan progres pembangunan dan renovasi fasilitas Sekolah Rakyat…

10 jam yang lalu

DPR: Tidak Pernah Ada Kejelasan Siapa Saja 113 Orang Penulis Ulang Sejarah Indonesia

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana mendorong adanya transparansi dalam penulisan…

11 jam yang lalu

Pangkas Impor, Kemenperin dan YPTI Produksi Komponen Welcab Alphard

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus memacu pertumbuhan dan daya saing industri otomotif nasional melalui…

14 jam yang lalu

Kemenag Salurkan Bantuan 310 Miliar Lebih kepada Yatim dan Penyandang Disabilitas di Indonesia

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan Lembaga Amil Zakat…

16 jam yang lalu