PERTANIAN

Dibantu RJIT, Petani di Ciamis Mampu Tanam 3 Kali Setahun

MONITOR, Ciamis – Indeks Pertanaman (IP) di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Raja Desa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

Awalnya, indeks pertanaman di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Raja Desa, Kabupaten Ciamis, adalah IP 200, atau 2 kali tanam dalam 1 tahun. Namun, sesudah rehablitasi jaringan irigasi dilakukan, petani mampu tanam 3 kali dalam 1 tahun, atau IP 300.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan indeks pertanaman sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.

“Produktivitas bisa ditingkatkan dengan meningkatkan indeks pertanaman. Sedangkan indeks pertanaman bisa dilakukan dengan pasokan air yang memadai. Dengan RJIT, kita pastikan lahan persawahan mendapatkan pasokan air tersebut,” tutur Mentan SYL, Kamis (5/11/2020).

Pernyataan Mentan SYL diperkuat oleh Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.

“Kegiatan RJIT adalah bagian dari water management. Tujuannya bukan hanya memperbaiki atau merehabilitasi jaringn irigasi yang rusak. RJIT dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan fungsi irigasi, tujuannya untuk meningkatkan indeks pertanaman, meningkatkan produktivitas, dan tentunya mendukung ketahanan pangan,” tuturnya.

Di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Raja Desa, Kabupaten Ciamis, kegiatan RJIT dilakukan Kelompok Tani Harapan Makmur.

Di tempat ini, kegiatan RJT dilakukan karena kondisi saluran irigasi masih berupa saluran tanah. Akibatnya, distribusi air ke lahan sawah kurang lancar karena tanahnya Porus.

“Dengan kegiatan Irigasi, kita perbaiki kondisi saluran tersebut. Kita jadikan saluran tanah menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi Pasangan Batu. Dampaknya sangat positif. Karena, luas layanan irigasi bertambah. Jika sebelumnya irigasi mengairi lahan seluas 19 hektare (Ha), dengan RJIT luas layanan irigasi bertambah menjadi seluas 25 Ha,” katanya.

Dampak signifikan lainnya adalah peningkatan produktivitas. Produktivitas yang awalnya 5,9 ton/ha, kini mengalami kenaikan menjadi 6,5 ton/ha.

Recent Posts

Gagal Lolos Parlemen, Mardiono Dinilai Tak Layak Pimpin PPP Lagi

MONITOR, Jakarta - Politisi senior PPP Jakarta yang juga eks Anggota DPRD DKI Jakarta dua…

6 menit yang lalu

Prof Rokhmin Dahuri serukan Aksi Kolektif selamatkan DAS Cimanuk – Citanduy

MONITOR, Indramayu - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri menyerukan aksi kolektif…

2 jam yang lalu

Peringati Maulid, Menag Kenalkan Konsep Ekoteologi pada Presiden dan Wapres

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah…

3 jam yang lalu

Dari Jaring Laba-Laba ke Zakat, Yulianti Dorong Skema Dana Darurat Korban Kekerasan Seksual

MONITOR, Makassar - Yulianti Muthmainnah, Kepala Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan ITBAD Jakarta sekaligus…

4 jam yang lalu

Kapuspen TNI Dorong Optimalisasi Peran Penerangan Terintegrasi Jajaran TNI

MONITOR, Jakarta - Kapuspen TNI Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah yang diwakili oleh Wakapuspen TNI…

9 jam yang lalu

Ini Cara Pengajuan Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) membuka program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025. Pendaftaran pengajuan…

16 jam yang lalu