PERTANIAN

Kementan akan Masifkan Asuransi untuk Hadapi La Nina

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) akan memasifkan penggunaan asuransi pertanian untuk menghadapi fenomena La Nina. Asuransi dibutuhkan lantaran La Nina dikhawatirkan akan mengganggu pertanian pada musim tanam (MT) I, Oktober 2020 hingga Maret 2021. Petani pun dihadapkan pada potensi gagal panen.

La Nina bisa menyebabkan peningkatan akumulasi curah hujan bulanan Indonesia mulai 20% hingga 40% di atas normal.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan adanya ancaman banjir, longsor, dan ancaman kegagalan panen pada daerah-daerah tertentu.

“La Nina akan membuat curah hujan naik. Berarti jumlah air akan sangat meningkat, dan ada gejala-gejala hama yang mungkin juga muncul saat banjir,” ujar Mentan SYL, Jumat (30/10/2020).

Oleh karena itu, Mentan menyebut menyediakan asuransi usaha tani padi sebagai salah satu strategi untuk menghadapi La Nina.

“Saya kira ini rutin, tapi sudah harus berjalan lebih masif. Saya harap asuransi adalah bagian dari solusi yang pasti bagi mereka yang terkena dampak, terutama yang kena puso,” ujarnya.

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menegaskan siap membantu petani dalam menghadapi La Nina.

“Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, Ditjen PSP sudah siap membantu petani menghadapi La Nina. Selain dengan dukungan alsintan dan pompa yang sudah banyak kita sebar, Ditjen PSP juga akan memasifkan asuransi. Dengan cara ini petani bisa terbantu,” katanya.

Sarwo Edhy mengatakan asuransi adalah salah satu bagian dari mitigasi bencana. Jika terjadi gagal panen asuransi akan menggantinya melalui klaim sehingga petani tidak dirugikan. Dengan klaim itu, petani justru bisa mempersiapkan diri untuk kembali melakukan tanam lagi.

“Asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang. Karena, asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usaha tani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen.Dengan adanya asuransi, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kreditnya,” terangnya.

Dijelaskan Sarwo Edhy, petani bisa memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk menjaga lahannya. Di AUTP, premi yang harus dibayarkan sebesar Rp 180.000 /hektare (ha)/MT.

Nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000/Ha/MT. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

Recent Posts

Diskusi di Italia, Menag Bicara Kerukunan Modal Pembangunan dan Ekoteologi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar berdiskusi dengan para biarawan dan biarawati Indonesia yang…

2 jam yang lalu

Praktik Judol Kian Mengkhawatirkan, DPR Dorong Implementasi UU PDP

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menyoroti ancaman serius fenomena judi…

9 jam yang lalu

Immoderma Wellness Day Sukses Gaet 1.000 Peserta Fun Run 5K di 4 Kota Indonesia

MONITOR, Semarang - Indonesia Kampanye kesehatan kulit dan gaya hidup aktif bertajuk Immoderma Wellness Day…

10 jam yang lalu

Bahasa Portugis Akan Diajarkan di Sekolah, Komisi X DPR Dorong Uji Coba Terlebih Dahulu

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyambut baik rencana pemerintah mengajarkan…

11 jam yang lalu

PDIP Gelar Diskusi di Cirebon, Pariwisata dan Kelautan Pilar Penting Perekonomian Nasional

MONITOR, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan bahwa kegiatan diskusi, pameran UMKM, dan kunjungan ke…

13 jam yang lalu

AICIS+ 2025 Tampilkan 230 Makalah Terpilih dari 31 Negara

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menggelar Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+)…

14 jam yang lalu