PERTANIAN

Sosialisasi Pupuk Subsidi Harus Dilakukan di Tuban

MONITOR, Tuban – Kementerian Pertanian menyayangkan kabar mengenai terjadinya penghadangan truk pengangkut pupuk di Tuban, Jawa Timur. Padahal, pupuk untuk wilayah Tuban dipastikan tercukupi. Untuk itu, Kementan menekankan kembali perlunya sosialisasi mengenai pupuk subsidi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan tidak ada kelangkaan pupuk di Tanah Air. Bahkan, stok pupuk sangat mencukupi.

“Kementerian Pertanian juga sudah mengajukan penambahan alokasi pupuk subsidi dan telah disetujui. Kita mendapatkan tambahan volume 1 juta pupuk subsidi yang disebar ke seluruh daerah,” terang Mentan SYL, Minggu (25/10/2020).

Pernyataan senada disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy.

“Tambahan volume pupuk subsidi sebanyak 1 juta ton, telah kita sebar dan mulai didistribusikan. Hal ini kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan petani,” katanya.

Sarwo Edhy mengatakan, sosialisasi harus dilakukan agar petani bisa memahami alur pendistribusian pupuk subsidi.

“Mekanisme untuk mendapatkan pupuk subsidi sering kita sampaikan, termasuk mengenai Kartu Tani. Sesuai rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, tahun ini kita belum menerapkan pendistribusian pupuk subsidi dengan Kartu Tani. Implementasi ini kita targetkan berjalan tahun depan, atau saat distribusi Kartu Tani terpenuhi dan saran pendukung seperti mesin EDC dilengkapi,” katanya.

Tidak itu saja, Sarwo Edhy juga menilai perlunya pemahaman mengenai penggunaan dan manfaat Kartu Tani.

“Jadi dalam distribusi Kartu Tani, harus disertai juga dengan sosialisasi. Jadi petani memahami alur distribusi pupuk subsidi, tahu bagaimana menggunakan Kartu Tani, dan paham manfaat yang akan mereka dapatkan. Sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman,” tuturnya.

Ketersediaan pupuk untuk Tuban juga disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Miyadi. Dengan tegas ia menyampaikan stok pupuk masih tercukupi alias tidak ada kelangkaan.

Dia menjelaskan, dari hasil kordinasi dengan dinas terkait, ketersediaan pupuk masih tercukupi hingga Desember 2020. Menurut Miyadi, munculnya isu pupuk sulit dikarenakan petani tidak memahami alur untuk mendapatkan pupuk tersebut.

Diantaranya, untuk mendapatkannya saat membeli harus pakai kartu tani atau jika tidak punya bisa pakai formulir rekomendasi dari kelompok tani.

“Petani tidak paham proses pencairannya, di sini tugas dinas maupun pendamping lapangan harus memberi pemahaman pada petani, jika membeli tidak bisa sembarang,” terangnya.

Recent Posts

Konsisten Terapkan ESG, Pertamina Group Diakui Global

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus memperkuat praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) di…

4 jam yang lalu

Pagar Laut Langgar Hukum dan Kedaulatan, Prof Rokhmin: Segera Bongkar

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menegaskan, perlu adanya tindakan…

5 jam yang lalu

Haji 2025, Kepala BP Haji Usulkan Tambahan Kuota Petugas ke Arab Saudi

MONITOR, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengusulkan penambahan petugas dalam operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446H/2025M kepada…

7 jam yang lalu

Tanwir I ‘Aisyiyah Resmi Dibuka oleh Haedar Nashir

MONITOR, Jakarta - Tanwir I ‘Aisyiyah resmi dibuka oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,…

9 jam yang lalu

Dokumen Hasto yang Dinotariskan di Rusia Harus Melalui Prosedur Diplomatik

MONITOR, Jakarta - Guru Besar Hukum Pidana Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Romli Atmasasmita, mengungkapkan bahwa…

10 jam yang lalu

Pemerintah Usulkan Insentif Pendongkrak Kinerja Industri Otomotif

MONITOR, Jakarta - Industri otomotif masih menghadapi tantangan yang cukup berat untuk bisa semakin melaju.…

10 jam yang lalu