MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) secara resmi telah menutup rangkaian Shortcourse Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis PAR (Participatory Action Research) dan ABCD (Asset Based Community Development) angkatan ke-2 pada Jumat, 23 Oktober 2020. Shortcourse ditutup secara resmi oleh Direktur Diktis, Suyitno.
Dalam sambutannya, Suyitno menegaskan bahwa pengabdian masyarakat sebagai salah satu implementasi dari tridharma perguruan tinggi harus ditempatkan sebagai bagian dari wujud komitmen dunia perguruan tinggi keagamaan Islam untuk mengadvokasi dan melakukan pendampingan serta pemberdayaan masyarakat.
“Yang dijadikan orientasi dan penerima manfaat dari pengabdian adalah masyarakat, bukan diri dosen sendiri. Jika pada sebagian dosen masih sibuk dengan dirinya sendiri, berorientasi untuk memenuhi kepentingan dirinya secara internal dan individual, maka sudah semestinya melalui pengabdian masyarakat didorong untuk turun ke masyarakat secara langsung untuk menyapa dan melakukan pendampingan serta advokasi kepada masyarakat”, ungkap Direktur.
“Persoalan yang dihadapi masyarakat diurai serta diberikan dampingan dan advokasi. Potensi dan kekuatan yang dimiliki masyarakat juga dipetakan dan diberdayakan, sehingga dapat menciptakan ruang-ruang baru untuk lebih produktif”, papar Suyitno.
“Melalui pendekatan PAR dan ABCD, dosen-dosen di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam diharapkan dapat menjadi duta PAR dan ABCD yang dapat mendesiminasikan pengetahuan dan kemampuannya terutama untuk menerapkan program pengabdian masyarakat di lingkungan PTKI-nya secara efektif”, ungkap Suyitno yang juga guru besar UIN Raden Fatah, Palembang.
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa Shortcourse Pengabdian kepada Masyarakat telah diselenggarakan selama 2 (dua) angkatan yang secara keseluruhan berjumlah 220 dosen.
“Angkatan pertama diikuti oleh 100 (seratus) dosen, yang dibagi menjadi 2 kelas PAR dan ABCD, yang masing-masing diikuti 50 orang. Sedangkan angkatan kedua diikuti oleh 120 dosen, 60 orang mengikuti PAR dan 60 orang lainnya mengikuti ABCD”, papar Suwendi.
Menurut doktor UIN Syarif Hidayatullah itu, Shortcourse Pengabdian kepada Masyarakat ini dimaksudkan untuk menghasilkan dosen PTKI yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sehingga dapat berperan sebagai duta PAR dan ABCD, terutama di lingkungan PTKI masing-masing. Selain itu, melalui shortcourse ini dapat menghasilkan rancangan program PAR dan ABCD yang akan diselenggarakan sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakatnya.
“Oleh karenanya, rancangan program berupa proposal pengabdian masyarakat berbasis PAR dan ABCD telah ditelaah dan diberikan koreksi serta masukan dari para mentor yang telah mendampingi kegiatan shortcourse ini”, ungkap Suwendi.
Shortcourse Pengabdian Masyarakat ini diselenggarakan secara virtual mulai 7 hingga 28 September 2020 untuk angkatan pertama; dan 5 hingga 23 Oktober 2020 untuk angkatan kedua. Adapun narasumber yang terlibat untuk PAR adalah Marzuki Wahid, dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan Agus Affandi, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya; sementara untuk ABCD diketuai oleh Jarot Wahyudi, dosen UIN Sunan Kalijaga dengan dukungan Tim Dosen UIN Alauddin Makassar dan Tim Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.