MONITOR, Kudus – Berdasarkan roadmap pengembangan kampus, IAIN Kudus siap bertransformasi menjadi UIN pada tahun 2024. Sinergi antar stake holders termasuk dengan alumni menjadi keharusan.
Hal itu dikatakan Supa’at Wakil Rektor Bidang Akademik IAIN Kudus mewakili Rektor saat membuka acara Simposium Kemahasiswaan dan Alumni di Auditorium Kampus FTIK IAIN Kudus, Jumat (23/10).
Supa’at menguraikan sejarah IAIN Kudus dari mulai menjadi bagian dari IAIN Walisongo Cabang Kudus, berubah menjadi STAIN dan kini menjadi UIN. “Kita mempunyai sejarah panjang yang menjadi energi dan bekal menuju UIN”, kata Supa’at.
Supa’at melanjutkan, IAIN Kudus sedang berbenah untuk memenuhi persyaratan lahan untuk menjadi UIN dan membutuhkan dukungan dari Kementerian Agama untuk membangun beberapa sarana pendidikan yang dibutuhkan.
Ali Rohmat mengatakan alumni adalah mitra penting dalam pengembangan kampus sekaligus piar kepada dunia luar termasuk dunia kerja.
Untuk menuju UIN, Ali Rohmat menyambut baik dengn mewanti-wanti agar IAIN Kudus berdasar pada Rencana Strategis yang telah dicanangkan. “Sebagai alumni dan juga aparatur Kementerian Agama saya setuju IAIN Kudus berubah menjadi UIN”, kata Ali.
Hadir menjadi nara sumber Ali Rohmat Kepala Biro Perencanaan Kementerian Agama RI, Ruchman Basori Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam, Muhamad Ikhsanudin Alumni IAIN Kudus yang berprofesi sebagai pengusaha dan Mukhosiron Ketua Forum Alumni IAIN Kudus yang juga Anggota DPRD Kudus.
Sementara itu Ruchman mengatakan sebelum menjadi UIN, terpenting adalah tetap komitmen pada kualitas dari mulai akreditasi kelembagaan dan prodi, penelitian dan juga kualitas pembelajaran.
“Bukti pada komitmen kualitas adalah lahirnya profil alumni yang diperhitungkan oleh publik tidak semata-mata diterima di berbagai pasar kerja”, kata Aktivis Mahasiswa ’98.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Kudus H. Ihsan mengatakan IAIN Kudus terus berupaya memperbaiki kualitas, agar bisa segera beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). “Sinergi antara IAIN dengan alumni sangat penting agar mempercepat tranformasi kelembagaan menjadi UIN”, katanya.
“Simposium Kemahasisaan dan Alumni ingin mendapatkan kontribusi pemikiran dari para alumni khususnya dengan dunia kerja”, kata Alumni UIN Walisongo ini.
Mukhosiron dan Ikhsanudin mewakili alumni merasa bangga kalau almamaternya berubah menjadi UIN. “Ini kesempata terbaik bagi kami melalui wadah Forum Alumni untuk berpartisipasi mempersiapkan diri menjadi UIN”, kata Mukhosiron.
Simposium dihadiri oleh kurang lebih 200-an alumni dan mahasiswa dan sejumlah pejabat dan dosen. Direktur Pascasarjana, Para Dekan dan Ketua Jurusan dan juga Kasubbag Kemahasiswaan.(RB)