MONITOR, Surabaya – PDI Perjuangan (PDIP) menyerukan kepada seluruh pengurus dan kader partai untuk mengobarkan elan perjuangan dalam wujud kerja keras dalam pemenangan Pilkada Serentak 2020.
Sebab, penentu kemenangan adalah kerja riil di tengah rakyat, bukan besarnya dana kampanye yang dimiliki.
Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyatakan pesan itu dan disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di sela rapat konsolidasi organisasi internal partai pemenangan Pilkada Kota Surabaya dan Kabupaten Pacitan 2020, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (23/10/2020).
“Salam dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau selalu mengingatkan bahwa seluruh anggota dan kader partai tidak boleh terlena akibat kemenangan pemilu dua kali-berturut-turut. Elan perjuangan harus semakin berkobar, terlebih di tengah tantangan ideologis dan juga tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak ringan akibat Pandemi Covid-19,” ungkap Hasto.
Hasto mengatakan bahwa pengurus dan kader PDIP tak perlu gentar dikeroyok oleh pasangan calon yang diusung banyak partai lain. Tak perlu juga gentar melawan kekuatan kapital pasangan calon yang merupakan lawan di pilkada.
“Jangan pernah gentar, karena sejarah partai kita adalah sejarah perjuangan bersama rakyat,” katanya.
Hasto tampaknya menyampaikan hal itu karena di Pilwakot Surabaya, pasangan yang diusung PDIP yakni Ery-Armuji, harus menghadapi lawan yang punya kekuatan kapital besar.
Hasto menegaskan, bagi PDIP, penentu utama kemenangan adalah sejauh mana struktur partai dan jejaring relawan bekerja di tengah rakyat.
Hasto mengisahkan bagaimana Proklamator dan Presiden RI Pertama Soekarno atau Bung Karno pernah mengatakan bahwa Indonesia merdeka tak bicara soal berapa besar dana yang ada di tangan.
“Ketika memperjuangkan Indonesia merdeka, para bapak bangsa kita tak bicara punya dana berapa atau berapa dana yang diperlukan,” ujarnya.
Begitupun ketika hanya 10 tahun setelah merdeka, Indonesia melaksanakan Konferensi Asia Afrika (KAA). Saat itu, salah seorang tokoh politik merogoh saku jas Bung Karno yang tak ada uangnya.
“Saat itu Bung Karno mengatakan, ‘sejak kapan perjuangan itu, uang yang paling utama?’ Tiga alat perjuangan itu adalah senjata, kapital dan ide over opinion. Dan Bung Karno menggunakan ide. PNI didirikan, dan setiap hari Rabu, rakyat diberikan pendidikan politik,” ungkap Hasto.
Sama dengan kondisi saat ini, Hasto mengatakan, maka pengurus dan kader partai harus terus hadir dan turun ke bawah bersama rakyat.
“Lakukan hal yang kongkrit untuk rakyat. Gotong royong untuk rakyat terus kita lakukan, dapur umum, jamu sehat, alat pelindung diri seperti masker, disinfektan, sosialisasi pencegahan covid,” katanya.
Selain itu, Hasto menuturkan, pengurus dan kader harus terus melaksanakan gerakan menanam seperti yang diinstruksikan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. “Partai ikut memastikan melalui Tiga Pilar Partai agar makanan pokok aman bagi rakyat. Gerakan menanam bersifat wajib,” ujarnya.
Hasto menyampaikan, komunikasi politik juga harus terus dilakukan sehingga partai hadir di akar rumput dan ruang-ruang publik.
Hasto mengungkapkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga mengingatkan bahwa politik itu perlu kreativitas dan inovasi. Maka pengurus partai dan kader harus menampilkan kegiatan partai yang menarik dan kreatif.
“Dan perluas ruang politik ke aspek pendidikan, olahraga, kebudayaan dan juga berbagai bentuk penyuluhan kegiatan ekonomi rakyat,” ungkapnya.