MONITOR, Jakarta – Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan bentuk penghormatan atas jasa perjuangan para santri, kiyai, ulama terdahulu dalam meraih kemerdekaan Indonesia.
Karena itu, peringatan Hari Santri Nasional harus menjadi momentum untuk merefleksikan kembali semangat juang dalam menjaga persatuan dan kesatuan menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
“Jadikan ini sebagai momentum peningkatan kualitas dan kebersamaan kita dalam menjaga dan membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik,” kata Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Novita Wijayanti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/10).
Terlebih, sambung dia, saat kondisi bangsa yang sedang menghadapi ujian terkait pandemi Covid-19. Novita mengatakan diperlukannya sikap kebersamaan yang kuat untuk melewati situasi seperti sekarang ini.
“Semua elemen masyarakat harus terlibat untuk dapat menghadapi pandemi ini. Termasuk para santri yang menjadi elemen penting dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan itu,” ujar legislator Dapil Cilacap-Purwokerto itu.
Dalam kesempatan ini, Novita menyampaikan selamat memperingati Hari Santri Nasional, menjadi santri bukan berarti menumbuhkan mental ‘eklusifitas’, melainkan sebagai bentuk upaya meneladani sifat Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.
“Menjadi santri adalah upaya menjadi manusia atau insan sejati yang meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sejak disahkan Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu melalui Kepres Nomor 22, peringatan Hari Santri menjadi momentum mengingat kembali kiprah para santri, kiyai, ulama terdahulu dalam memperjuangkan Kemerdekaan RI di bawah asuhan KH Hasyim Asyari yang terbungkus dalam bentuk Resolusi Jihad.