MONITOR, Jakarta – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril mengatakan, Guru Penggerak akan selalu berpihak pada murid dan fokus pada proses pembelajaran.
“Guru menggerakkan komunitas belajar di sekolah dan luar sekolah, guru menerapkan pembelajaran aktif sesuai dengan tahap perkembangan murid yang dapat diikuti oleh guru lainnya sehingga murid dapat meraih kemerdekaannya dalam belajar,” terang Iwan Syahril, dalam webinar Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak, Kamis, 15 Oktober 2020.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyaring 19.218 guru yang mendaftar pada program guru penggerak. Dalam program angkatan pertama ini ada sekitar 2.800 guru yang lolos.
Iwan menjelaskan, Program Guru Penggerak dilakukan dengan pendekatan andragogi yaitu melibatkan peserta didik ke dalam suatu struktur pengalaman belajar dan berbasis pengalaman. Mekanismenya menempuh beberapa tahapan.
“Dimulai dari proses rekrutmen guru-guru terbaik yang mengaplikasikan diri mereka sebagai Guru Penggerak. Selanjutnya mengadakan program pelatihan potensi kepemimpinan dan mentorship bagi peserta. Kemudian, tahap kelulusan bagi mereka yang dinilai layak menjadi Guru Penggerak,” ujarnya.
Perjalanan Guru Penggerak dimulai dengan tahap seleksi dan mengikuti rangkaian Program Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan pendampingan. Pada angkatan kedua ini Kemendikbud membuka jadwal seleksi pertama pada 13 Oktober hingga 7 November dan pada 13 Januari sampai 11 Maret 2021 adalah seleksi kedua.
Seleksi pertama meliputi seleksi administrasi, penilaian biodata dan esai, serta tes bakat skolastik. Sedangkan seleksi kedua meliputi simulasi mengajar dan wawancara. Pada tahap akhir akan diumumkan hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan kedua yang akan dilaksanakan pada 20 Maret 2021 mendatang. Informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.
Kelulusan akan ditentukan oleh hasil seleksi peserta dan pengajar praktik yang disesuaikan dengan kuota calon Guru Penggerak angkatan kedua yakni 2800 guru. Sementara itu, penentuan hasil seleksi didasarkan pada nilai akhir peserta, proporsi jumlah sekolah, ketersediaan pendamping, serta jumlah kepala sekolah yang akan pensiun.