PERTANIAN

551 Petani di Bolsel Akan Diikutkan Asuransi Pertanian

MONITOR, BOLSEL – Petani di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara sudah mulai diikutkan asuransi pertanian. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara memberikan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Kementerian Pertanian (Kementan) bagi 551 petani di 5 kecamatan yang ada di Bolsel.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, asuransi pertanian sangat diperlukan untuk menanggulangi kerugian sektor pertanian bila disebabkan faktor alam seperti cuaca.

“Itulah pentingnya asuransi pertanian. Asuransi pertanian belum menjadi culture. Tahun depan harus bisa diterapkan seluruhnya,” kata Mentan SYL, Kamis (15/10).

Asuransi tersebut juga akan menjadi persyaratan menjadi KUR pertanian yang dialokasikan total Rp 50 triliun. KUR akan disalurkan kepada gabungan kelompok tani (gapoktan), yang mewajibkan para anggotanya memiliki asuransi pertanian.

“Kita sudah turunkan KUR tahun ini, luar biasa intervensi presiden terhadap KUR di pertanian, kurang lebih Rp 50 triliun. Oleh sebab itu, petani wajib masuk kelompok tani. Di kelompok tani itu, wajib hukumnya dia punya asuransi,” kata Mentan SYL.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, petani tak perlu ragu untuk mendaftar AUTP. Perlu diketahui bahwa program ini sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 40 Tahun 2015.

“Program AUTP bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan bagi petani Indonesia. Biaya premi yang perlu dibayarkan sudah mendapat subsidi secara langsung dari pemerintah pusat dengan mengalokasikan sejumlah dana APBN,” ujar Sarwo Edhy.

Pemberdayaan para petani Indonesia melalui kelompok-kelompok tani ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terkait pengadaan sarana produksi hingga strategi pemasaran yang tepat.

Dijelaskan Sarwo Edhy, AUTP mampu memberikan manfaat perlindungan atas kerugian petani dari kegagalan panen. Baik yang disebabkan oleh bencana alam maupun serangan hama. Termasuk bencana banjir bandang hingga gempa bumi. Sementara hama yang dimaksud mencakup wereng cokelat, walang sangit, tikus, penggerek batang, dan ulat grayak.

Lebih lanjut, asuransi ini juga memberi jaminan kerugian atas gagal panen akibat penyakit tanaman, seperti penyakit blas, kerdil rumput, kerdil hampa, tungo, dan busuk batang.

“Untuk mendaftarkan diri, petani juga akan mendapat pendampingan khusus dari petugas UPTD Kecamatan serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),” ungkap Sarwo Edhy.

Lalu bagaimana dengan biaya-biaya yang perlu dipersiapkan? Seperti yang sudah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 40 Tahun 2015 bahwa sebagian premi asuransi pertanian akan ditanggung oleh pemerintah Indonesia.

“Maka petani tidak perlu khawatir tentang biaya-biaya yang perlu dipersiapkan. Petani hanya akan diminta membayar premi sebesar 20% proporsional atau Rp 36.000 per hektar sawah di setiap musim tanam,” papar Sarwo Edhy.

Kepala DPKP Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) Marwan Makalalag mengatakan, langkah awal yang dilakukan mendata para petani. Jika sudah rampung, akan diserahkan ke Pemerintah Provinsi Sulut.

“Yang terverifikasi sekira 551 petani padi di Kecamatan Bolaang Uki, Helumo, Pinolosian, Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur,” ujar Marwan.

Marwan menjelaskan, program AUTP Padi memberikan jaminan kepada petani apabila terjadi kegagalan dengan mengalihkan risiko dengan memberikan ganti rugi. Dengan begitu, usaha petani di Bolsel dapat terjamin.

Bukan itu saja, AUTP juga dapat melindungi kerugian nilai ekonomi usaha tani padi akibat terjadi gagal panen. Baik karena faktor bencana alam, maupun serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

“Diharapkan petani memiliki modal kerja untuk penanaman berikutnya. Program ini sangat bermanfaat untuk petani,” jelasnya.

Dia meyakini, program AUTP dapat menunjang peningkatan sektor pertanian di Bolsel. Selain itu, juga memberikan ketenangan bagi petani tanpa takut mengalami gagal panen.

“Dengan adanya bantuan seperti ini, petani harus lebih semangat lagi supaya hasil panen bisa terus meningkat. Tentunya akan berdampak pada pertumbuham ekonomi yang semakin baik di kalangan petani dan daerah,” tandas Marwan.

Recent Posts

Puan Terima Penyerahan Keketuaan PUIC ke RI, Resmi Jadi Presiden Uni Parlemen Negara OKI

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima penyerahan keketuaan Parliamentary Union of the…

24 detik yang lalu

Jasa Marga Catat 363 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek Pada Libur Panjang Hari Raya Waisak 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 363.799 kendaraan kembali ke wilayah…

2 jam yang lalu

Menteri UMKM Tegaskan Bertanggung Jawab Atas Kasus Mama Khas Banjar

MONITOR, Kalsel - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bertanggung jawab…

3 jam yang lalu

Tanpa TPL, Siap-siap Hadapi Dampak Finansial yang Mengerikan

MONITOR, Jakarta - Bagi pemilik kendaraan bermotor di Indonesia, penting untuk mengetahui bahwa pemerintah sedang…

5 jam yang lalu

IHC Perkuat Sistem Tata Kelola Klinis Berbasis Etika Profesi

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC), sebagai Holding Rumah Sakit BUMN yang membawahi…

5 jam yang lalu

Kemenkes Andalkan Sistem Satu Data Kesehatan untuk Pantau Kondisi Jemaah Haji Secara Real Time

MONITOR, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengandalkan sistem satu data kesehatan jemaah untuk…

6 jam yang lalu