Senin, 25 November, 2024

Pihak Yayasan Bantah Polisi Lakukan Penyerangan Masjid Cut Meutia Jakarta

MONITOR, Jakarta – Pihak Yayasan Masjid Cut Meutia, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, membantah adanya penyerangan aparat kepolisian saat mengamankan aksi demo menolak Omni Bus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja, Selasa (13/10). 

“Kami pihak pengelola Masjid Cut Meutia, ingin meluruskan terkait video dimedia sosial (medsos) yang ramai menyebutkan bahwa polisi melakukan penyerangan terhadap Masjid Cut Meutia, hal itu tidak benar. Karena pada saat kejadian kebetulan saya ada dilokasi,” ungkap Sekertaris Yayasan Masjid Cut Meutia, Ashraf Ali, kepada MONITOR, Rabu (14/10). 

Diceritakan Ashraf, dalam mengamankan aksi demo, aparat kepolisian tidak pernah memasuki area masjid, aparat kepolisian membubarkan para pendemo dari luar halaman masjid. Dengan menembakan gas air mata.

“Dan massa yang dibubarkan oleh aparat kepolisian dengan gas air mata adalah massa yang berada disekitaran area parkiran masjid bukan didalam masjid. Ini yang perlu saya luruskan,” terangnya. 

- Advertisement -
Sekretaris Yayasan Masjid Cut Meutia Jakarta, Ashraf Ali

Pengurus, Masyarakat Cinta Masjid (MCM) ini pun mengakui, pada saat terjadi aksi demo, Masjid Cut Mutia memang terbuka untuk siapa saja yang akan melaksanakan salat fardu. 

“Masjid memang kami buka. Kalau ditutup nanti malah jadi masalah. Tapi yang kami heran, ada memang oknum-okmum pendemo yang menjadikan Masjid Cut Mutia sebagai titik kumpul. Ini yang membuat kami kecewa,” tegas Asharaf.

Mantan anggota DPRD DKI Periode 2014 – 2019 ini pun berharap apa yang ia jelaskan tersebut bisa menghilangkan persepsi masyarakat kalau keberadaan Masjid Cut Mutia diserang aparat kepolisian saat terjadi unjuk rasa.

Diketahui, saat terjadi demo menolak Omni Bus Law, Selasa (13/10) beredar kabar di medsos kalau Masjid Cut Mutia diserang aparat kepolisian untuk membubarkan pendemo yang masuk ke dalam masjid. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER