PERTANIAN

Rehab Jaringan Irigasi Buat Produksi Pertanian di Sigi Lebih Maksimal

MONITOR, Sigi – Kegiatan dan produksi pertanian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kini lebih maksimal. Salah satu penyebabnya adalah adanya dukungan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dilakukan Kementerian Pertanian.

Kegiatan RJIT yang dilakukan Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dilakukan di Daerah Irigasi Gimpu, Desa Salufame, Kecamatan Kuwali Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, oleh Kelompok Tani Sabar Jaya yang diketuai Ferdinan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dukungan RJIT yang diberikan harus bisa dimaksimalkan petani.

“Kegiatan RJIT dilakukan untuk mendukung kebutuhan air di lahan-lahan pertanian. Sehingga bisa mendukung produksi, bahkan kita harapkan bisa meningkatkan produktivitas panen. Dampaknya, ada peningkatan kesejahteraan petani dan turut mendukung ketahanan pangan,” katanya, Senin (12/10/2020).

Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan RJIT adalah bagian dari water management untuk mendukung aktivitas pertanian.

“RJIT adalah bagian dari water management untuk membenahi, sekaligus juga memaksimal saluran irigasi yang ada. Agar luas areal tanam bisa meningkat. Inilah cara kita untuk mendukung peningatan produktivitas pertanian,” katanya.

Dijelaskan Sarwo Edhy, kondisi saluran irigasi sebelum diperbaiki berupa saluran tanah. Akibatnya, distribusi air ke lahan sawah kurang lancar.

Dengan RJIT, kondisi saluran irigasi dibuat menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi pasangan batu.

“Kegiatan RJIT ini dilaksanakan pada tahun 2020 dengan panjang saluran sepanjang 132 Meter di dua sisi saluran. Luas layanan irigasi sebelum perbaikan saluran RJIT seluas 50 hektare (Ha). Sedangkan luas layanan irigasi setelah perbaikan saluran RJIT seluas 65 Ha,” terangnya.

Kegiatan RJIT terbukti meningkatkan produktivitas. Jika sebelumnya produktivitas hanya 4,5 ton/ha, setelah saluran direhab terjadi kenaikan produktivitas menjadi 5 ton/ha, dengan IP 200, atau 2 kali tanam dalam 1 tahun.

Recent Posts

KKP Optimalkan Lahan Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata

MONITOR, Pangandaran - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan keberadaan lahan mangrove di Pangandara sebagai…

1 jam yang lalu

Importir Daging Siap Serap Daging Domba Lokal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba dewasa atau…

3 jam yang lalu

Catatan Akhir Tahun 2024 IPW; Polri Belum Serius Lakukan Penindakan kepada Anggota

MONITOR - Indonesia Police Watch (IPW) kembali memberikan catatan terkait evaluasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia…

3 jam yang lalu

Prof Eva Achjani Zulfa Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Hukum Universitas Indonesia

MONITOR, Jakarta - Prof. Eva Achjani Zulfa, SH, MH, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap…

3 jam yang lalu

Menteri Yandri: BUM Des Efektif Kurangi Pengangguran di Desa

MONITOR, Yogyakarta - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengajak seluruh…

4 jam yang lalu

Gerbang Tol Cikampek Utama 8 Difungsikan Secara Situasional

MONITOR, Cikampek - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) mengoperasikan Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama (Cikatama)…

4 jam yang lalu