MONITOR, Bekasi – Hama Penggerak Batang Padi ( PBP) merupakan hama utama pada tanaman padi. Kerugian hasil akibat serangan hama ini cukup besar, dengan menurunkan kuantitas dan kualitas produksi padi.
Hama PBP banyak menyerang sentra-sentra produksi padi, seperti halnya di wilayah sentra produksi padi Pantura (pantai utara) Jawa Barat. Wilayah Pantura Jawa Barat yang membentang panjang mulai dari Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon merupakan wilayah endemis serangan hama PBP.
Hama penggerek batang padi (PBP) dapat menyerang tanaman padi stadia umur muda/vegetatif (dikenal sebagai hama sundep) dan menyerang tanaman stadia generatif (dikenal sebagai hama beluk).
Kepala Sub Direktorat Perlindungan Organisme Penggabggu Tumbuhan (OPT) Serealia Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Abriani Fensionita mengatakan bahwa pengendalian terhadap OPT khususnya hama PBP harus dilaksanakan secara terpadu mulai dari pra tanam sampai menjelang panen. Untuk mengendalikan keberadaan hama PBP harus dilakukan kegiatan pengelolaan hama terpadu (PHT) yang melibatkan beberapa cara pengendalian yang padu, padan dan serasi atau saling sesuai. “Salah satu cara pengendalian hama PBP ini adalah dengan melakukan kegiatan pengendalian secara dini dan ramah lingkungan”, terang Abriani panjang lebar.
Lebit lanjut Abriani mengatakan pengendalian ramah lingkungan terhadap hama PBP, baik Sundep maupun Beluk, dapat dilakukan sejak awal dari pesemaian tanaman padi samapi menjelang panen dengan beberapa cara. Yaitu dengan pengumpulan kelompok telur hama PBP pada pesemaian dan pertanaman padi, Pemasangan bumbung atau botol konservasi musuh alami untuk memelihara kelompok telur hama PBP yang sudah dikumpulkan dan Pemasangan pias-pias berisi kelompok telur parasitoid Trichogramma sp. Setelah terjadi penerbangan hama PBP di pertanaman padi.
Pengendali organsme pengganggu tumbuhan (POPT) di Kabupaten Bekasi dan Subang Demang Darmadi menyatakan bahwa upaya-upaya pengendalian ramah lingkungan untuk mengendalikan hama PBP terus dilakukan oleh beberapa kelompok tani. “Pengumpulan kelompok telur PBP, pemasangan bumbung konservasi parasitoid dan pemasangan pias-pias telur Trichogramma sp. banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok tani di Kecamatan Sukatani Bekasi, untuk mengantisipasi seranagn hama PBP”, tutur Demang.
Senada dengan ungkapan Demang, petugas POPT Kecamatan Tambelang Bekasi, Ayi Mahmudin juga menyatakan bahwa upaya pengendalian hama PBP secara ramah lingkungan juga dilakukan oleh para petani di Tambelang. “Para petani di Tambelang Bekasi secara aktif melakukan kegiatan pengendalian hama PBP sejak dini, sejak dari pesemaian sampai pada pertanaman dengan pengumpulan kelompok telur hama PBP dan memeliharanya pada bumbung-bumbung konservasi untuk meningkatkan peran musuh alami berupa parasitoid telur Trichogramma sp. sebagai agens pengendali alami hama PBP”, terang Ayi.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan menyatakan bahwa Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan terus mendukung dan menggalakkan kegiatan pengendalian ramah lingkungan untuk pengamanan produksi pangan. “Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan terus mendukung penerapan pengendalian OPT ramah lingkungan, khususnya untuk mengendalikan hama PBP untuk mengamankan produksi pangan nasional. Kanmi akan terus mengawal penyediaan sarana dan prasarana pendukung, serta siap memberikan bimbingan teknis untuk petugas POPT dan petani untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT ramah lingkungan”, jelas Edy.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan telah mengerahkan petugas lapangan untuk terus mendampingi petani dan mengawal pertanaman hingga panen tiba. “Petugas POPT dan PPL beserta jajaran dari Dinas Provinsi dan Kabupaten serta berkoordinasi dengan jajajaran kami di Pusat akan terus bersama-sama mengawal pertanaman hingga masa panen “ kata Suwandi
Sesuai dengan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), bahwa seluruh jajaran Kementerian Pertanian dari Pusat dan daerah, sampai petugas lapang harus terus aktif mendukung dan mengawal pelaksanaan kegiatan pengamanan produksi pangan, dengan terus berinovasi melakukan pengendalian OPT secara optimal untuk mendukung pengamanan produksi pangan.