MONITOR, Pekalongan – Pembangunan sarana dan prasarana yang tengah dibangun oleh IAIN Pekalongan harus diperkuat dengan integrasi ilmu agar mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.
Hal itu dikatakan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Suyitno pada Focus Group Discussion di IAIN Pekalongan pada Sabtu (10/10) di kampus baru Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah.
“Saat ini kita belum optimal menginintegrasi ilmu di PTKI dalam pengertian yang sebenarnya,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
“Secara historis integrasi ilmu bercita-cita ingin mengembalikan kejayaan Islam pada abad pertengahan (masa Abbasiyah) yang telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang sekaligus ulama,” terangnya.
Suyitno mengatakan pada masa itu muncul sosok filosof, ilmuwan sekaligus ulama seperti Ibnu Sina seorang dokter, filosof juga ulama juga Ibnu Khaldun sebagai sosiolog juga ulama.
“Ke depan tidak boleh ada alumni UIN dan IAIN yang tidak bisa membaca Al-Quran walau mahasiswa yang mengambil prodi matematika dan sains. Dia harus mengerti agama dan juga terampil dan cakap keberagamannya”, harap Suyitno.
Karenanya lanjut Suyitno, rukun UIN itu harus ada Ma’had al-Jamiahnya sebagai tempat untuk belajar dan mendalami ilmu-ilmu keisalaman (tafaqquh fiddin). “Bagi mahasiswa jurusan islamic studies targetnya adalah tafaqquh fiddin, sementara bagi yang non keagamaan menjadi mengenal agamanya dengan baik (ta’aruf fiddin).
Bangunan fisik yang nyaman dan didukung dengan suasana yang harmonis menjadi modal sosial untuk mengembangkan IAIN Pekalongan. “Kalau IAIN Pekalongan bercita-cita menjadi UIN, maka jangan hanya jadi UIN yang biasa-biasa saja”, tegas Suyitno.
Dihadapan para pejabat IAIN Pekalongan Mantan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) ini mengatakan di balik Rektor yang hebat tentu ada Warek yang super hebat, dibalik Dekan yang hebat juga karena adanya Wakil Dekan yang hebat pula, kareanya harus saling bekerjasama secara collectif collegial.
Hal lain yang disampaikan Direktur Diktis yang belum genap satu bulan ini adalah persoalan percepatan akreditasi PTKI dari B ke A dan dari A di ugrade ke akreditasi internasional.
Suyitno menaruh perhatian yang besar, agar 900 prodi yang saat ini masih antri menunggu di akreditasi oleh BAN-PT dapat terselesaikan. “Kualitas akreditasi PTKI akan menambah kebanggaan dan daya tawar alumni di sektor kerja. Karenanya harus di dorong bekkerjasama dengan Dunia usaha dan industri”, katanya.
Rektor IAIN Pekalongan Ade Rohayana menyampaikan terimakasih atas amanah pembangunan SBSN yang pada tahun 2020 ini untuk kali ke empat sejak tahun 2017. “Alhamdulillah pembangunan SBSN dapat dijalankan dengan baik tidak ada yang mengalami Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)“, terang Ade.
Ade menandaskan IAIN Pekalongan ke depan mulai beranjak ke kualitas akademik, mutu dosen dan hasil-hasil penelitian. “Kami optimis karena didukung oleh para pejabat kampus dan dosen-dosen yang masih muda-muda, insya Alloh akan lebih baik”, katanya.
Zainal Mustaqim Wakil Rektor II mengatakan ke depan dalam lanskep IAIN Pekalongan akan membangun student center, auditorium dengan kapasitas 4-5 ribu orang dan pembangunan kantor Ormawa.
Kegiatan FGD dilanjutkan dengan pennjauan pembangunan SBSN tahun anggaran 2020. Ikut mendampingi Direktur Diktis Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Ruchman Basori, WR II Zainal Mustaqim, WR III Muslih, para Dekan dan Wakil Dekan serta pejabat admisnitrasi lainnya. (RB)