PERTANIAN

Presiden Jokowi Terus Dorong Pengembangan Korporasi Petani dan Nelayan

MONITOR, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong pengembangan korporasi petani dan nelayan. Dengan model korporasi, para petani dan nelayan diharapkan dapat membangun proses bisnis dari hulu ke hilir.

“Petani dan nelayan perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dan berada dalam sebuah korporasi sehingga diperoleh skala ekonomi efisien yang bisa memudahkan petani dan nelayan dalam akses pembiayaan, informasi, teknologi, serta meningkatkan efisiensi maupun memperkuat pemasarannya,” ungkap Jokowi, seusai rapat terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/10/2020).

Jokowi mengungkapkan pengembangan model korporasi bagi petani dan nelayan diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi Jokowi mengakui pertanian saat ini merupakan sektor terbaik dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kuartal kedua sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen. Angka ini harus terus kita jaga momentumnya sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,” jelas Jokowi.

Jokowi meminta agar ekosistem bisnis korporasi petani dan nelayan dibuat terpadu. BUMN, BUMD dan swasta besar tidak sebatas pengambil hasil panen, tetapi juga mendampingi korporasi petani.

“Kita perlu membangun sebuah model bisnis dengan ekosistem yang bisa di-link-an dan disambungkan mungkin dengan BUMN dan swasta besar,” kata Jokowi.

Sebagai awal, Jokowi meminta jajarannya untuk fokus membangun satu atau dua model bisnis korporasi petani atau nelayan di sebuah provinsi. Dari model percontohan tersebut diharapkan bisa dijadikan benchmarking bagi wilayah lain.

“Belajar dari pengalaman, saya yakin akan banyak kelompok tani dan nelayan lain yang mau meng-copy, dan meniru kalau melihat ada contoh korporasi petani dan nelayan yang dilihat berhasil dan bisa mensejahterakan,” lanjutnya.

Pemerintah sendiri sudah berencana untuk mengimplementasikan model korporasi dalam pengembangan food estate. Pada saat mengunjungi pembangunan Food Estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, 12 September lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan pengembangan food estate akan menggunakan konsep klaster berbasis korporasi

Penumbuhan dan pengembangan korporasi petani, katanya, diyakini mampu mewujudkan kelembagaan ekonomi petani yang berbentuk badan usaha di kawasan pertanian. Tujuannya, mendorong petani berdaulat mengelola seluruh rantai produksi usaha tani, mulai pengolahan hingga pemasaran.

“Korporasi petani mengutamakan daya saing, inovasi dan kreatifitas menghadapi lingkungan bisnis pertanian yang dinamis dan penuh tantangan,” terang Syahrul.

Recent Posts

Puan Sebut DPR Akan Cermati Dulu Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan DPR belum mengambil sikap terkait putusan…

6 jam yang lalu

UIN Bandung dan Denny JA Foundation Gelar Pelatihan Penulisan Puisi Esai

MONITOR, Jakarta - Dalam upaya memperkaya literasi dan ekspresi keilmuan mahasiswa serta dosen, Forum Mahasiswa…

7 jam yang lalu

Puan Desak Pemerintah Jamin Keselamatan WNI yang Ditahan di Myanmar, Cari dan Evakuasi!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak Pemerintah untuk menjamin keselamatan seorang konten…

8 jam yang lalu

Ombudsman Apresiasi Kementan Stabilkan Harga Ayam Hidup

MONITOR, Jakarta - Ombudsman Republik Indonesia memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian (Kementan) atas upaya yang…

8 jam yang lalu

Kata Puan soal Surat Pemakzulan Gibran, DPR Akan Proses Sesuai Mekanisme

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan belum menerima surat pemakzulan Wakil Presiden…

8 jam yang lalu

Kemenperin Optimis Industri Mamin Kuasai Produk Halal di Pasar Global

MONITOR, Jakarta - Indonesia memiliki potensi besar dalam mengoptimalkan peluang industri halal pada sektor makanan…

12 jam yang lalu