MONITOR, Jakarta – PDI Perjuangan (PDIP) mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) ke-75 yang diperingati pada 5 Oktober setiap tahunnya.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa sejarah TNI melekat erat dengan revolusi perjuangan, mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Menurut Hasto, pada 23 Agustus 1945, Presiden RI Pertama Soekarno atau Bung Karno berpidato melalui Radio Republik Indonesia (RRI) tentang pentingnya pembentukan suatu Badan Keamanan Rakyat yang merupakan satu kesatuan para pejuang untuk menpertahankan negara hasil proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
“Puncaknya pada tanggal 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat, yang kelahirannya saat ini diperingati sebagai sebagai HUT TNI,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (5/10/2020).
Dalam perjalanan sejarah Indonesia, Hasto menilai, TNI terbukti berkali-kali mampu menjadi benteng penjaga kedaulatan negara dan terus mengonsolidasikan diri hingga pada 1960-an mampu hadir sebagai kekuatan pertahanan yang paling disegani di belahan bumi di selatan Katulistiwa.
“Deterrence effect Angkatan Perang Indonesia saat itu berperan besar di dalam penyelesaian menyeluruh dan final atas Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. PDI Perjuangan bangga dengan semangat patriotisme, soliditas dan juga profesionalisme TNI sebagai pilar utama kedaulatan negara,” ujarnya.
Hasto mengatakan, keberadaan TNI sebagai kekuatan utama pertahanan strategis berada di garis terdepan untuk menghadapi berbagai ancaman keselamatan dan kedaulatan negara yang semakin kompleks.
Menghadapi ancaman yang semakin kompleks, hadirnya ancaman proxy war dan berbagai bentuk infiltrasi kedaulatan negara melalui soft power, penguasaan kedaulatan ekonomi oleh pasar, kolonialisme data, radikalisme dan terorisme hingga kejahatan siber, lanjut Hasto, maka PDIP terus mendorong agar TNI terus bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan yang hebat, modern, profesional dan tetap melekat kuat dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat.
Dengan itu, Hasto menegaskan, TNI mampu hadir menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan kebhinnekaan Indonesia.
“Pemahaman terhadap pentingnya kepemimpinan strategis juga diperlukan. Kepemimpinan ini bertitik tolak dari doktrin pertahanan negara; suatu kepemimpinan visioner yang sangat memahami postur pertahanan negara; kemampuan memimpin perubahan dan membumi pada pembentukan kekuatan pertahanan yang khas Indonesia, yang dibangun menyatu dengan diplomasi internasional, membawa kepemimpinan Indonesia bagi perdamaian dunia,” katanya.
“Dukungan politik penuh bagi upaya Presiden Jokowi untuk meningkatkan konsolidasi industri pertahanan nasional dan pada saat bersamaan meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI,” ungkap Hasto menambahkan.