MONITOR, New York – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak akan mendukung rencana apapun terhadap Palestina selama rakyatnya tidak menyetujui rencana tersebut.
“Turki tidak akan mendukung rencana apa pun yang tidak disetujui oleh rakyat Palestina,” ungkapnya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar virtual di New York, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) waktu setempat.
Erdogan pun mendesak pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Atas penolakan dokumen penyerahan, yang coba diberlakukan di Palestina dengan nama ‘Kesepakatan Abad Ini’, Israel kali ini mempercepat upayanya untuk ‘memiliki jalur dalam’ dengan bantuan kolaboratornya,” ujarnya.
“Negara-negara yang telah menyatakan niat mereka untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, yang melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, hanya membuat konflik semakin rumit dengan tindakan mereka,” kata Erdogan melanjutkan.
Di samping itu, Erdogan juga menyampaikan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menerapkan reformasi yang komprehensif dan penting di internal PBB, yang dimulai dengan restrukturisasi Dewan Keamanan (DK) PBB.
“Kita telah melihat betapa tidak efektifnya mekanisme global yang ada selama krisis ini. Sehingga butuh berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan bagi Dewan Keamanan, badan pembuat keputusan paling mendasar di Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk memasukkan pandemi ke dalam agendanya,” ungkapnya.
Erdogan menekankan mengenai pentingnya meninjau kembali mentalitas, institusi dan aturan untuk mencegah hilangnya reputasi organisasi internasional. Erdogan mengatakan bahwa nasib umat manusia tidak dapat diserahkan pada belas kasihan sejumlah negara.
“Kita harus menyediakan Dewan (Keamanan) dengan struktur dan fungsi yang lebih efektif, demokratis, transparan dan akuntabel. Begitu juga dengan Sidang Umum yang harus kita perkuat, yang mencerminkan kesadaran bersama masyarakat internasional,” ujarnya.
Sumber: Anadolu