MONITOR, Garut – Para petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dihadapkan pada permasalahan keringnya lahan akibat kemarau. Agar tidak merugi akibat gagal panen, Kementerian Pertanian menyarankan petani untuk mengikuti program asuransi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ancaman kekeringan harus disikapi dengan serius.
“Di Jawa Barat, potensi kekeringan cukup tinggi. Banyak daerah yang mengering akibat kemarau, termasuk di Garut. Untuk itu, Kementerian Pertanian mengimbau agar petani memanfaatkan program asuransi untuk menjaga lahan,” tutur Mentan SYL, Sabtu (19/9/2020).
Imbauan serupa disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edhy.
“Asuransi adalah salah satu komponen dari mitigasi bencana yang bisa dimaksimalkan saat terjadi gagal panen. Ada klaim yang akan mengganti rugi luas lahan yang gagal panen,” terangnya.
Sarwo Edhy menambahkan, asuransi memiliki manfaat yang bisa dinikmati petani.
“Yang pasti, dengan asuransi petani akan lebih tenang beraktivitas. Tidak pelru khawatir dengan ancaman yang bisa menyebabkan gagal panen, seperti ancaman serangan hama, bencana alam, cuaca ekstrim yang menyebab banjir atau kekeringan, juga perubahan iklim,” katanya.
Salah satu lahan yang terdampak kekeringan di Kabupaten Garut ada di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Sekitar tujuh hektare lahan pertanian padi mengalami kekeringan.
Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan, mengatakan, sejak beberapa pekan terakhir aliran air ke lahan pertanian mulai berkurang. Hujan yang tak turun jadi penyebabnya.
“Lahan pertanian di sini itu mengandalkan air dari Sungai Ciojar yang berasal dari Cipanas. Sekarang agak menyusut karena sudah lama enggak hujan,” katanya.