MONITOR, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin) terus berupaya meningkatkan kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi program Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) ini yang dinilai tidak hanya mensinergikan teknologi informasi dalam pembelajaran namun juga terus bersemangat mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Program Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) khususnya Rumah Belajar merupakan inisiatif Pusdatin Kemendikbud yang telah menjadi wadah kita bersama untuk terus berinovasi dalam mengajar, tutur Nadiem ketika membuka Kuliah Umum Pembekalan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PembaTIK) Level 4: Berbagi yang berlangsung dalam jaringan (daring) di Jakarta, Senin (14/9/2020).
Dengan tajuk Berbagi Inovasi Pembelajatan Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar acara ini diikuti oleh guru-guru calon Duta Rumah Belajar.
Selama lima hari ke depan, para peserta akan dibekali wawasan yang berkaitan dengan kemampuan yang mereka miliki melalui tulisan, video, sosial media, video konferensi, serta membentuk guru-guru untuk memiliki kompetensi public speaking.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengapresiasi bapak dan ibu guru Duta Rumah Belajar yang tanpa pamrih menjadi contoh di daerah masing-masing dalam melakukan inovasi pembelajaran. Kami segenap jajaran di Kemendikbud terus mendukung inisiatif berinovasi bapak ibu guru semua, tutur Mendikbud.
Mendikbud mengapresiasi seluruh pihak yang telah memberikan dedikasinya terhadap pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan, tak terkecuali untuk Hendriawan S, yang menggawangi pengembangan Rumah Belajar.
Sebagai bentuk penghormatan, Nadiem menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Alm. Hendriawan S. Kami bangga terhadap dedikasi beliau, mari kita bersama-sama mendoakan almarhum, semoga karya dan dedikasinya menjadi amal ibadah yang diterima di sisi-Nya, tutur Mendikbud.
Saya ingin menyampaikan betapa bangganya saya ketika mengetahui program pelatihan guru PembaTIK tahun ini diikuti lebih dari 60000 guru, atau seribu persen peningkatannya dari pertama kegiatan ini diselenggarakan dua tahun lalu, lanjutnya.
Angka tersebut menurut Nadiem merupakan pencapaian yang luar biasa, dan juga penanda bahwa banyak guru yang ingin meningkatkan kemampuan mengimplementasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran, terutama di masa pandemi COVID-19.
Situasi saat ini memaksa kita supaya lebih lebih keras dan lebih cerdas sehingga pembelajaran dapat berlangsung. Oleh karena itu, kompetensi guru dalam penguasaan teknologi menjadi krusial, terang Nadiem.
Dijelaskan Mendikbud, guru adalah bibit penggerak pendidikan. Ia berharap, guru-guru dapat berinisiatif dan memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan kompetensinya menghadapi tuntutan zaman.
Tantangan di masa depan bukan berarti akan lebih mudah. Saya berharap semangat gotong royong yang semakin mantap di masa pandemi ini, bisa kita teruskan agar kita lebih siap beradaptasi, siap melakukan tindakan. Tidak lagi menunggu perubahan itu terjadi, imbuhnya.
Kegiatan PembaTIK telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2020 dan dilakukan secara berjenjang (levelling) dengan sistem seleksi dari Level 1: Literasi, Level 2: Implementasi, Level 3: Kreasi, hingga Level 4: Berbagi.
Jumlah peserta yang mengikuti program PembaTIK pada tahun ini sendiri mencapai 70.312 guru hingga akhirnya terseleksi 1.020 guru per provinsi untuk mengikuti Level Berbagi yang akan dilaksanakan mulai tanggal 14 September 2020 hingga akhir Oktober 2020. Guru-guru peserta Level Berbagi nantinya merupakan calon Duta Rumah Belajar Nasional, guru-guru terlatih yang menjadi penggerak pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, terutama dengan Platform Rumah Belajar.
Pelaksana tugas (Plt.) Pusdatin Kemendikbud, Hasan Chabibie mengungkapkan harapannya agar para peserta akan lebih komunikatif dalam berbagi kemampuan yang dimiliki, baik dalam bentuk menulis artikel, membuat video-video pembelajaran atau memfasilitasi komunikasi efektif.
Duta inilah yang akan menjadi agen dalam pemanfaatan TIK yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka akan secara kolaboratif dan sinergis berbagi ilmu, pengalaman dan bertukar wawasan dengan semua guru dari seluruh Indonesia, jelasnya.
Menurut Hasan, sejak tahun 2017-2019 para Duta Rumah Belajar yang terpilih mampu secara efektif melaksanakan tugas-tugas induknya dan penggerak inisiator implementator gagasan di tingkat lokal yang secara tidak langsung meningkatkan pemanfaatan TIK sebagai sarana pembelajaran secara nasional.
Kegiatan Kuliah Umum PembaTIK Level 4: Berbagi ini, dimulai pada Senin, 14 September 2020 kemudian dilanjutkan dengan berbagai workshop seputar TIK dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten seperti Charles Bonar Sirait yang akan membawakan materi terkait Kiat Sukses Bagi Para Pendidik untuk Berkomunikasi dengan Publik, Aktivis Pendidikan dan Pendiri Sokola Rimba, Butet Manurung untuk Motivasi Guru dalam Mengajar, penulis novel best seller Asma Nadia tentang Kiat Penulisan yang Menarik, influencer yang merupakan ex-jurnalis, Wicaksono atau biasa dikenal dengan @Ndorokakung yang akan membawakan Tips Sukses Menggunakan Sosial Media, serta Prof. Eko Indrajit yang akan menyampaikan Pemanfaatan Media Video Conference untuk Berbagi.
PembaTIK ini sendiri, tahun ini telah diikuti lebih dari 70 ribu guru dari pertama kali kegiatan ini diselenggarakan dua tahun lalu. Angka ini merupakan pencapaian yang luar biasa, terlebih hal ini juga menjadi indikator bahwa semakin banyak guru yang ingin meningkatkan kemampuannya untuk mengimplementasikan teknologi dalam mengajar di kesehariannya.
Para guru peserta kegiatan PembaTIK telah melewati level demi level yang tahun ini sepenuhnya dilaksanakan secara daring.
Dari level Literasi TIK, para guru dibuka wawasannya terkait dasar-dasar teknologi pembelajaran, kemudian Level Impelementasi TIK, yang membekali para guru untuk terdorong dalam membangun strategi pengaplikasian teknologi dalam pembelajaran.
Setelah itu Level Kreasi TIK, guru diberikan kepercayaan diri untuk dapat menciptakan sendiri konten-konten pembelajaran.
Di level terakhir adalah berbagi TIK, para guru peserta PembaTIK dibekali motivasi agar ilmu yang telah didapat selama ini tidak hanya berhenti di peserta, tapi dapat disebarluaskan ke rekan sejawat guru lainnya.
Para guru inilah yang akan menjadi cikal dari guru-guru penggerak, guru-guru dengan inisiatif dan semangat tinggi untuk terus bekejar-kejaran dengan tuntutan zaman.
Dari hasil kegiatan ini akan diambil lima wakil terbaik dari tiap provinsi yang layak menjadi wajah kementerian dalam hal pemanfaatan teknologi informasi aktivitas pembelajaran, tutur Hasan.
Akhir kata saya ucapkan selamat mengikuti pelaksanaan PembaTIK level 4 dengan tema berbagi inovasi pembelajaran mewujudkan Merdeka Belajar.
Semoga tujuan kita untuk menciptakan kemerdekaan dalam belajar dan mengajar melalui inisiatif inovasi Bapak dan Ibu sekalian dapat segera tercapai, pungkas Mendikbud.
PembaTIK, Wujud Merdeka Belajar dalam Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran
- Advertisement -