Sabtu, 20 April, 2024

Edukasi Sadar Covid-19

Suwendi

Penderita covid-19 dalam setiap hari kian banyak. Bahkan, hingga kini secara keseluruhan telah mencapai lebih dari 200 ribu jiwa yang terpapar. Klaster penyebaran virus pun sudah merambah ke hampir semua lini, tidak hanya di ruang publik tetapi juga sudah masuk ke ranah keluarga.

Jumlah dan klaster sebaran yang demikian besar ini perlu dilakukan penekanan dengan upaya pencegahan (preventif) dan rehabilitasi, baik bagi yang sehat maupun yang sakit.

Diyakini, siapapun manusia di muka bumi ini tidak ada satu orang pun yang mau dan menghendaki terkena virus menular yang sangat berbahaya ini. Penyakit yang datang melalui saluran pernafasan ini akan menimpa kepada siapapun, dengan tanpa mengenal jenis kelamin, status sosial, agama, tingkat kesalehan, dan lain-lainnya. Intinya, siapapun orangnya berpotensi terhingga virus yang amat kecil ini.

Dalam konteks itu, hemat penulis, perlu adanya edukasi, sosialisasi, dan advokasi yang memadai terkait covid-19 ini. Diharapkan, edukasi dan sosialisasi terhadap covid-19 akan mampu meningkatkan tingkat literasi sekaligus kesadaran masyarakat yang memadai terhadap apa, bagaimana, dan upaya apa yang dilakukan oleh setiap diri dan kelompok masyarakat, termasuk sikap bijak terhadap penderita covid-19.

Dengan advokasi, anggota masyarakat mendapatkan dampingan yang memadai terhadap hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya terkait covid-19 ini.

Dalam beberapa kasus ditemukan fakta, terjadinya sikap yang tidak semestinya dilakukan terhadap penderita covid-19: pengucilan, stigmatisasi yang sama sekali tidak relevan terhadap penderita covid-19, kepanikan yang amat akut, dan sikap-sikap lainnya yang tidak proporsional.

Alih-alih untuk memberikan dorongan dan memberikan semangat agar imunitasnya membaik, penderita covid-19 malah justeru mendapatkan tekanan psikologis yang sangat luar biasa yang berpotensi melemahkan imunitasnya. Fakta-fakta ini kerap kali terjadi hingga kini dan di berbagai belahan daerah. Hemat penulis, ini terjadi diantaranya kurangnya edukasi dan literasi yang memadai tentang covid-19 secara baik.

Political will pemerintah dengan mendorong adanya gugus tugas dari tingkat pusat hingga komunitas terkecil di lingkungan RT/RW serta kelompok masyarakat tertentu patut diberikan apresiasi. Gugus tugas ini menjadi garda terdepan untuk memberikan edukasi, sosialisasi, dan advokasi covid-19 bagi masyarakat sekitarnya.

Selain gugus tugas yang secara resmi mendapatkan penugasan itu, ada baiknya juga setiap individu, termasuk di lingkungan keluarga kita masing-masing, patut menjadi bagian dari garda terdepan dalam membangun kesadaran covid-19. Intinya, gerakan setiap kita adalah duta penanganan covid-19 perlu dimasifkan.

Himbauan baik dari pemerintah maupun organisasi masyarakat agar kita selalu menggunakan masker, jaga jarak, sering cuci tangan, dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu difahami dan dipraktekkan dengan baik.

Covid-19 merupakan virus yang pada awalnya menghantam saluran pernafasan. Ia masuk melalui anggota badan saluran pernafasan, terutama mulut dan hidung. Melalui mulut dan hidung, covid-19 masuk ke dalam tubuh kita secara efektif.

Droplet dan udara yang bercampur dari penderita covid-19 dalam satu ruangan tertutup dalam durasi waktu yang cukup lama merupakan bagian yang memungkinkan virus itu melakukan transmisinya. Oleh karenanya, penggunaan masker yang diutamakan berlapis menjadi penting digunakan, agar udara yang terkontaminasi tidak terhirup dan masuk ke dalam rongga hidung dan mulut kita. Demikian juga, menjaga jarak minimal 1 (satu) meter dalam berinteraksi langsung dengan siapapun itu dimaksudkan agar tidak adanya percikan droplet dari lawan bicara ke pernafasan kita.

Melakukan cuci tangan dengan air dan sabun, dengan standar minimal 20 detik, terlebih saat kita akan makan merupakan perbuatan yang wajib dilakukan. Demikian juga, memasukkan jari-jari tangan kita ke dalam mulut dan hidung, yang biasanya tanpa sadar untuk “ngupil” dan mengambil sisa makanan yang tersisa di sela-sela gigi, sebelum cuci tangan, merupakan langkah wajib dihindari. Mengapa? Karena, dikhawatirkan tangan kita yang belum dicuci itu telah menyentuh benda-benda yang terkontaminasi dengan virus covid-19.

Pola hidup bersih dan sehat merupakan pola yang sangat baik namun seringkali ditinggalkan. Aktivitas berolahraga, mengkonsumsi buah dan sayur, serta makanan bergizi yang tidak harus mahal, pola istirahat yang cukup, menghindari stress, beribadah dan selalu berdoa, dan aktivitas baik lainnya merupakan bagian penting untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan badan kita. Imunitas dan kesehatan merupakan sumber kekuatan badan kita agar tetap kebal dari covid-19.

Mengedukasi agar sadar Covid-19 merupakan langkah yang perlu dilakukan, baik secara kolektif maupun indiviual. Dengan menggalakkan edukasi, masyarakat memiliki literasi yang baik dan menumbuhkan kesadaran dan kedisiplinan terhadap covid-19, sehingga jumlah masyarakat yang terpapar covid-19 semakin berkurang. Semoga.

*) ASN, Tinggal di Ciputat Tangerang Selatan

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER