POLITIK

Bamsoet Sebut PSBB Ketat Harus Disertai dengan Sanksi Tegas

MONITOR, Jakarta – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengungkapkan bahwa penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta harus disertai dengan penerapan sanksi tegas agar target yang hendak dicapai bisa terwujud.

Menurut Bamsoet, kebijakan tersebut harus lebih serius dari sebelumnya, terutama dalam penerapan sanksi, karena setelah enam bulan menerapkan PSBB, termasuk PSBB transisi, jumlah kasus Covid-19 masih terus bertambah.

“PSBB ketat jika tidak serius memberikan sanksi bagi yang melanggar, dikhawatirkan target menjaga kesehatan tidak tercapai. Bahkan, bisa jadi akan semakin memperparah kerusakan di sektor ekonomi dan membuat kehidupan masyarakat semakin tidak nyaman,” ungkapnya di Jakarta, Minggu (13/9/2020).

Bamsoet mengatakan bahwa selama enam bulan, masyarakat dan semua pemerintah daerah sudah memiliki pengalaman yang cukup tentang plus minus penerapan PSBB, mulai dari PSBB pertama hingga PSBB transisi, namun tetap saja jumlah kasus Covid-19 terus bertambah.

Fakta itu, menurut Bamsoet, mengharuskan masyarakat mengevaluasi lagi efektivitas PSBB. Bamsoet mengaku sangat peduli pada penyelamatan kesehatan masyarakat. Tetapi, juga tidak bisa kesampingkan bahwa ada dampak yang disebabkan PSBB terhadap sektor lain.

“Tidak sedikit yang kecewa, karena setelah berbulan-bulan PSBB, jumlah kasus Covid-19 justru terus bertambah. Artinya, efektivitas PSBB yang lalu tidak mencapai sasaran atau target,” ujarnya.

Bamsoet mengingatkan, penerapan PSBB di awal pandemi diwarnai banyak pelanggaran di sejumlah kota karena pemerintah daerah tidak mengawal dengan ketat penerapan PSBB tersebut.

Bamsoet mengatakan, PSBB masih tetap diperlukan, namun tidak harus dengan pendekatan yang ekstrim, boleh jadi PSBB ketat hanya layak pada wilayah atau kelurahan yang masuk kategori zona merah.

“Kalau PSBB ketat diberlakukan lagi secara menyeluruh di Jakarta yang berstatus sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kebijakan seperti itu hanya akan memperparah kerusakan di sektor lain,” katanya.

Karena itu, Bamsoet pun meminta kepada seluruh pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan dengan pertimbangan holistik, termasuk kebijakan publik yang diberlakukan selama pandemi Covid-19.

Recent Posts

Menag: Cari Guru Agama, Perhatikan Sanad Keilmuannya dan Jangan Asal Ikuti

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa pemilihan guru ibadah yang tepat sangat…

3 jam yang lalu

Kemenimipas Luncurkan Imipas Dalam Angka Edisi 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong transparansi publik…

5 jam yang lalu

Ratusan Tokoh Diusulkan Raih Pesantren Award 2025

MONITOR, Jakarta - Pesantren Award 2025 segera memasuki tahap seleksi. Ada ratusan tokoh yang diusulkan…

7 jam yang lalu

Soroti Sekolah di Kabupaten Lebak, DPR: Rata-rata Tidak Lulus SMP

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, menyoroti kondisi pendidikan di…

11 jam yang lalu

Tokoh Muda Aceh: Jangan Biarkan UUPA jadi Kosmetik Elit Politik

MONITOR, Jakarta - Ada satu hal yang kerap terulang dalam sejarah politik Indonesia yaitu regulasi…

11 jam yang lalu

Menag Klaim Masjid, Rumah Besar Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Raya Al Bakrie di Bandar Lampung,…

12 jam yang lalu