JABAR-BANTEN

Asuransi Dinilai Mampu Selamatkan Petani Kabupaten Bandung dari Ancaman Kekeringan

MONITOR, Jakarta – Musim kemarau membuat aliran air dari saluran irigasi Leuwikuya kian menyusut. Bahkan, tidak mampu memenuhi kebutuhan air untuk pertanian. Akibatnya ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, mengering. Petani terancam tidak bisa menanam.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap pihak terkait bisa membantu petani dalam menghadapi masalah kekeringan ini. Namun, Mentan juga mengimbau petani untuk memanfaatkan jaminan asuransi untuk bisa kembali bersiap menanam.

“Ada beberapa hal yang bisa mengganggu pertanian. Ada ancaman akibat perubahan iklim seperti kekeringan, banjir, hingga longsor. Ada juga ancaman penyakit seperti serangan hama. Untuk itu petani harus selalu mengambil langkah antisipatif, seperti memanfaatkan asuransi untuk menjaga lahan dari kerugian,” tutur Mentan SYL, Rabu (9/9/2020).

Sementara Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy, mengatakan petani harus mengkoordinasikan kondisi ini ke dinas terkait.

“Jangan sampai masalah ini dibiarkan berlarut-larut, karena pertanian harus terus berlangsung. Buat petani yang khawatir dengan ancaman kekeringan seperti ini, asuransi bisa menjadi pilihan. Karena, asuransi memberikan jaminan agar pertanian bisa terus berlangsung,” katanya.

Sarwo Edhy mengatakan salah satu program asuransi yang bisa diikuti petani adalah Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Premi yang harus dibayarkan pun relatif terjangkau, sebesar Rp 180.000 /hektare (ha)/MT.

“Sedangkan nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000/Ha/MT. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan. Petani dijamin tidak akan merugi jika menghadapi kendala seperti di atas. Karena lahan sudah ter-cover asuransi,” katanya.

Ditambahkannya, asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usahatani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen.Dengan adanya asuransi, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kreditnya.

Sementara Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Leuwikuya, Amay Rohimat, mengatakan lahan pertanian 5 Desa di Kecamatan Kutawaringin, mengandalkan air dari irigasi Leuwikuya. Namun kondisi irigasi Leuwikuya saat ini terus mengalami penyusutan akibat musim kemarau.

“Air dari irigasi sudah tidak bisa menyuplai kebutuhan pengairan sawah,” tutur Amay.

Saat ini, sebagian areal pertanian di Kecamatan Kutawaringin sudah memasuki masa panen, namun dengan kondisi irigasi yang semakin mengering, mengancam petani tidak bisa memulai masa tanam.

Recent Posts

DPR Ajak Seluruh Pemangku Kepentingan Cari Solusi Atasi Peningkatan Kasus DBD

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengungkapkan rasa prihatin atas peningkatan…

31 menit yang lalu

Targetkan Predikat Unggul, Prodi HES Fakultas Syariah UIN Jember Gelar Asesmen Lapangan

MONITOR, Jakarta - Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai…

2 jam yang lalu

Kemenag dan Kominfo Siapkan Program Guru Cakap Digital bagi Ratusan Ribu GTK Madrasah

MONITOR, Jakarta - Direktorat Guru dan Tenag Kependidikan (GTK) Madrasah menjalin kerja sama dengan Kementerian…

3 jam yang lalu

Kabar Baik bagi Eksportir, BPJPH-Saudi Halal Center SFDA Sinergi Saling Pengakuan Standar Halal

MONITOR, Jakarta - Kabar baik bagi para pelaku usaha dan eksportir. Pemerintah Indonesia dan Pemerintah…

3 jam yang lalu

Kendalikan Penyakit Arbovirus, DPR Dukung Pengembangan Vaksin Arboviral

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Menteri…

6 jam yang lalu

BPJS Ketenagakerjaan Catat Hasil Investasi Kuartal I-2024 Senilai Rp 12,31 Triliun

MONITOR, Jakarta - Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan menyampaikan angka tersebut sudah memenuhi 22,36% dari total…

8 jam yang lalu