Sabtu, 20 April, 2024

200 Staf PBB di Suriah Terpapar Covid-19

Beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit dan tiga anggota dievakuasi secara medis

MONITOR, Amman – Lebih dari 200 anggota staf Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Suriah terpapar Covid-19 di saat mereka sedang meningkatkan rencana darurat untuk memerangi penyebaran cepat pandemi di negara tersebut.

Koordinator Residen dan Koordinator Kemanusiaan PBB di Suriah, Imran Riza, pada Selasa (1/9/2020) pekan lalu mengatakan kepada para kepala badan PBB, melalui surat yang dikirim kepada staf, bahwa PBB berada pada tahap akhir dalam mengamankan fasilitas medis untuk pengobatan Covid-19.

“Lebih dari 200 kasus dilaporkan di kalangan anggota staf PBB, beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit dan tiga anggota dievakuasi secara medis,” katanya.

Petugas kemanusiaan dan medis menyebutkan bahwa jumlah kasus yang sebenarnya lebih tinggi, termasuk ratusan anggota staf yang dipekerjakan oleh mitra LSM yang bekerja untuk belasan badan PBB, yang mengawasi operasi bantuan kemanusiaan terbesar negara tersebut.

- Advertisement -

Menurut Riza, terjadi lonjakan paparan sepuluh kali lipat di Suriah dalam dua bulan sejak terakhir kali dirinya memberitahu staf.

Riza merujuk pada data Kementerian Kesehatan yang menyebutkan terdapat 3.171 kasus dan 134 kematian sejak kasus pertama Covid-19 dilaporkan pada 23 Maret 2020.

“Situasi epidemiologi di seluruh negara itu berubah drastis,” ujarnya.

Pekerja bantuan dan medis yang berbasis di Damaskus bersikap skeptis terhadap data resmi. Mereka menuduh otoritas menutup-nutupi keadaan sebenarnya.

Otoritas menepis tuduhan tersebut, namun mengakui bahwa tes Covid-19 memang terbatas.

PBB menyampaikan keprihatinan mengenai penyebaran Covid-19 di negara itu, yang infrastruktur dalam bidang kesehatannya telah hancur akibat perang dan juga mengalami keterbatasan pasokan medis.

Pekerja bantuan dan medis independen mengungkapkan bahwa sejumlah dokter dan tenaga kesehatan meninggal dalam beberapa pekan terakhir.

Saksi dan petugas taman pemakaman umum menyebutkan bahwa proses pemakaman melonjak tiga kali lipat sejak Juli 2020 di sebuah TPU di selatan ibu kota, tempat yang dianggap petugas medis dan LSM sebagai pusat penyebaran kasus Covid-19.

Sumber: Reuters  

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER