MONITOR, Jakarta – Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Zuhairi Misrawi, diminta untuk ‘bercermin’ dan tidak menuduh pihak lain jika belum berhasil mengambil hati rakyat.
Hal itu disampaikan Politikus PKS, Mardani Ali Sera, saat menanggapi pernyataan Zuhairi Misrawi yang menyebut bahwa banyak Politikus PKS yang memprovokasi masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) untuk menolak kepemimpinan Presiden Jokowi.
Bahkan menurut Zuhairi, selama 10 tahun di bawah kepemimpinan PKS, tidak ada kemajuan fundamental di Sumbar, yang berubah total justru dari segi toleransi dan politik identitas.
Mardani mengungkapkan bahwa PKS tidak pernah menyindir PDIP di suatu daerah tertentu, meskipun di daerah tersebut PKS dikalahkan oleh PDIP dalam kontestasi pilkada.
“PKS tak iri hati kala PDIP menang di daerah-daerah lain. Pun PKS tak menuduh macam-macam terhadap daerah tersebut. Kami memilih memperbaiki pelayanan ketimbang menuduh,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterim MONITOR, Jakarta, Jumat (4/9/2020).
Mardani menilai, pemilu bukan tentang iri hati. Menurut Mardani, jika suatu partai politik tidak terpilih di suatu tempat atau daerah, maka yang salah bukanlah masyarakatnya, tapi partai yang ikut berkompetisi.
“Buruk rupa, cermin dibelah. Jangan membelah cermin dan menuduh segala keburukan berasal dari orang lain. Bercermin. Kalau tidak terpilih maka tingkatkan pelayanan dan lebih peduli pada wong cilik. Itu kuncinya. Mari berkompetisi secara sehat saja tanpa harus menyalahkan apalagi saling tuduh,” ujarnya.
Seperti diketahui, perseteruan antara PKS dan PDIP itu bermula saat Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani berharap masyarakat Sumbar mendukung Negara Pancasila. Hal disampaikan Puan saat mengumumkan dukungan PDIP kepada calon kepala daerah Sumbar, Mulyadi dan Ali Mukhni, di Pilkada Serentak 2020 mendatang.
“Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila,” katanya usai mengumumkan dukungan PDIP yang digelar secara virtual, Jakarta, Rabu (2/9/2020).