Senin, 25 November, 2024

Meski Pandemi, Ekspor Produk Olahan Peternakan Tetap Jalan

MONITOR, Jakarta – Kinerja ekspor pertanian terus menunjukkan kinerja positif meski dihantam badai pandemi, setelah Juli tahun ini mengalami pertumbuhan sebesar 24,10% dibanding bulan sebelumnya. Kali ini kinerja ekspor pertanian kembali datang dari produk olahan peternakan (unggas), satu kontainer berisi 6 Ton Varian Produk Olahan Peternakan milik PT. Malindo Food Delight secara perdana tembus ke pasar Jepang.

Saat melepas ekspor tersebut, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk memenagkan pasar ekspor, bahkan produk olahan peternakan juga menyimpan potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor unggulan.

“Ini tandanya kita mampu untuk tetap maju, tidak menyerah melawan pandemi untuk kemajuan bangsa dan rakyat, saya siap dan saya pastikan Kementerian Pertanian akan terus mendukung langkah ini, jangan dilihat dari besar kecilnya, tidak ada yang besar tanpa melalui langkah kecil” ungkap Syahrul di Pabrik PT. Malindo Food Delight – Kota Delta Mas, Cikarang, Selasa (1/9).

Ekspor daging ayam olahan ke Jepang, lanjut Syahrul, dapat menjadi pembuktian bahwa industri ayam olahan Indonesia sudah sangat maju sehingga mampu menembus pasar Jepang yang dikenal sebagai negara pemegang keamanan pangan yang tinggi.

- Advertisement -

“Ekspor ini adalah sebuah prestasi, mengingat Jepang termasuk negara yang paling ketat dalam hal keamanan pangan, dan semua produk yang kita ekspor ini telah disertai Sertifikat Veterinary Health Certificate (VHC) sebagai jaminan kemanan pangan dari Indonesia kepada Jepang” terang Syahrul.

Syahrul menyebut, potensi pasar produk makanan olahan berbasis unggas di Jepang maupun negara lainnya masih sangat terbuka lebar. Ia berharap agar seluruh pihak dapat secara cerdas memanfaatkan peluang – peluang pasar yang dibentuk akibat pademi covid 19 saat ini.

“Dengan keberhasilan kita menembus pasar Jepang ini, Indonesia akan lebih percaya diri untuk memasuki pasar di negara-negara lain. Sesuai arahan Presiden jangan ada yang diam, semua harus bergerak, targetnya meningkat 10 kali lipat, saya berharap kita semua dapat menjaga konsistensi mutu dan efisiensi sehingga dapat terus bersaing di pasar Internasional” tegas Syahrul.

Syahrul mengatakan ekspor dapat menjadi salah satu upaya yang strategis untuk membangun perekonomian dan harga diri bangsa, ia berharap peluang ekspor ini dapat turut membuka peluang kerjasama para pengusaha dengan peternak ayam mandiri.

Sementara itu, Direktur Malindo Group, Lau Joo Hwa yang turut mendampingi Menteri Pertanian pada pelepasan ekspor, mengatakan ekspor perdana makanan olahan ke negara Jepang dapat dijadikan momentum bagi seluruh pihak untuk ikut berperan membangun bangsa dan negara.

“Semoga ekspor ini dapat memberi energi yang luar biasa untuk kami dan seluruh pihak dalam mencari peluang – peluang pasar ekspor lainnya, upaya ini sekaligus sebagai upaya kami mendukung gerakan Kementerian Pertanian dalam meningkatkan tiga kali ekspor lewat program Gratieks” ungkap Joo Hwa.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil yang turut hadir dan menyerahkan sertifikat kesehatan karantina atau health certificate (HC) menyampaikan bahwa produk olahan ini telah melalui serangkaian tindakan di Karantina Pertanian Tanjung Priok.

Tindakan berupa yang pemeriksaan kesesuian dokumen dan fisik. “Karena ini sudah berupa olahan, maka pemeriksaan dalam kategori low risk dan dilakukan sesuai protokol ekspor yang dipersyaratkan Jepang,” kata Jamil.

Sebagai informasi ekspor perdana produk daging ayam olahan dari PT. Malindo Food Delight ini terdiri dari beberapa varian produk diantaranya SunnyGold Nugget, SunnyGold Tempura, SunnyGold Karage Black Pepper dan SunnyGold Chicken Spicy Karage dengan nilai sekitar 156 Juta Rupiah untuk tujuan Jepang.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER