Categories: PENDIDIKAN

Dirjen Pendis Tingkatkan Marwah Pendidikan Islam melalui Program Ihsan

MONITOR, Bandung – Upaya menjadikan pendidikan Islam yang unggul dan kompetitif diperlukan langkah strategis melalui program ihsan (Integritas, Humanis, Spritualitas, Adaptasi, Nasionalisme).

Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T dalam acara Pelantikan dan Pembinaan Pegawai di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang digelar di Gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG), Kampus II, Jumat (28/08).

Dirjen Pendis menjelaskan Ihsan secara terminologi itu melakukan dalam melakukan perbuatan tertentu yakinlah bahwa engkau melihat Allah dan ketika engkau tidak mampu melihat Allah karena ketidak mampuan engkau, percayalah Allah melihatmu.

“Ini nilai-nilai religius yang kemudian diturunkan pada ruang-ruang yang lebih operasional. Hurup pertama dari Ihsan itu integritas. Pendidikan Islam itu harus menghasilkan seseorang yang memiliki integritas yang tinggi yang memiliki karakteristik baik, perilaku yang memahami tentang etika, norma dan lain sebagainya. Ia adalah anak atau produk dari sebuah lembaga pendidikan yang betul-betul memiliki karakter yang mulia,” tegasnya.

Kedua, Humanis. “Ibu dan Bapak hari ini bentuk-bentuk bully terjadi pada ruang-ruang peradaban. Bahwa apa yang kita bangun dari peradaban harus beradab. Kita melihat dalam proses pendidikan kerap kali nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi tidak penting. Padahal humanity itu poros kita dalam membangun peradaban dengan cara-cara yang baik. Tumbuh kembang dari dinamika psikologi harus kita tetapkan, tidak kemudian kita melihat anak-anak kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah sudah menggendong tas yang luas biasa beratnya, mana sisi kemanusiaan kita, mana ruang bermain mereka dan itu menjadi perhatian kita dalam melakukan sebuah proses pembelajaran itu harus mengikuti nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.

Ketiga, Spritualitas. Untuk mengetahui dan melakukan sesuatu semuanya bersumber dari hukum Allah dan menyandarkan kita semua kita semua sebagai hamba Allah. Produk dari pendidikan Islam adalah menyadarkan bahwa kita hamba dari Sang Kholik.

Keempat, Adaptasi. Ketika kita berusaha umtuk menyandarkan pada dinamika kekinian, banyak pola-pola pendidikan, khususnya pendidikan Islam itu terlalu bermemori pada zaman keemasan, berputar-putar pada sejarah masa lalu. “Padahal hidup bukan pada masa lalu, tetapi hidup akan menghabiskan masa yang akan datang, maka selanjutnya sebagai bagian dari ikhtiar untuk melahirkan insan-insan yang menjadi pemilik pada zamannya. Kaqidah yang digunakan dalam adaptability ini bahwa pendidikan Islam harus mampu melahirkan anak ngindung ka waktu, ngabapa ka jaman, ngigelkeun zaman ker ngigelan zaman,” paparnya.

Dengan merujuk pada empat pilar pendidikan Unesco; learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. “Saya ingin menambahkan learning how to learn, yaitu bagaimana orang belajar dengan cepat terhadap dinamika zaman. Ilmu-ilmu dalam khazanah Islam sangat lengkap, tapi formulasinya tidak terumuskan dengan baik, sehingga kita berusaha untuk menginjeksikan computational thinking untuk melengkapi mentek-mentek yang diajarkan di Madrasah. jadi kita itu sudah punya mantek-mantek yang luar biasa, tetapi tidak terarah, mempelajari sesuatu hal yang berurutan, ada ilmu baru, tetapi saya tidak ingin menyebutkannya sebagai computational thinking, tetapi mantek yang disesuaikan dengan dinamika pendidikan pada tingkatannya. Jadi mantek-mantek inilah yang diajarkan dan secara prinsip mampu menghantarkan peserta didik kita kita terhadap pola-pola perubahan dinamika zaman,” ujarnya.

Kelima, Nasionalisme. “Apapun bentuk dari pendidikan kita harus mampu melahirkan nasionalisme yang tinggi. NKRI harga mati,” tandasnya.

Recent Posts

Puan Soroti Anak Jadi Korban Kejahatan Siber, Literasi Digital Harus Jadi Gerakan Nasional

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti ancaman kejahatan siber yang bisa menjerat…

5 menit yang lalu

DPR: Dokter PPDS Pelaku Pemerkosaan Biadab, Harus Dihukum Seberat-beratnya!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez mengecam tindak pemerkosaan yang dilakukan…

2 jam yang lalu

Terima Masukan Koalisi Sipil Soal RKUHAP, DPR Dinilai Komitmen Libatkan Partisipasi Publik

MONITOR, Jakarta - Undangan Komisi III DPR kepada Koalisi Masyarakat Sipil guna menerima masukan terkait…

3 jam yang lalu

DPR Minta RSHS Di-banned Buntut Kasus Kekerasan Seksual Dokter, Ini Bukan Hanya Ulah Oknum!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina mengecam keras tindak kekerasan seksual yang…

3 jam yang lalu

Puan: Kekerasan Seksual Dokter PPDS Jadi Pukulan Dunia Medis RI, Penanganan Hukum Harus Berpihak Pada Korban!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan keprihatinan atas kasus kekerasan seksual yang dilakukan…

3 jam yang lalu

Tarif Ekspor AS Naik, Prof Rokhmin Sarankan Diplomasi dan Negosiasi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri menyoroti kebijakan AS terkait…

4 jam yang lalu