Categories: JABAR-BANTENPERTANIAN

Dilanda Kekeringan, Kementan Imbau Petani Kabupaten Bogor Segera Klaim Asuransi

MONITOR, Bogor – Dampak dari musim kemarau turut dirasakan petani di Kabupaten Bogor, khususnya di Jonggol dan Sukamakmur. Lahan pertanian mengering dan membuat petani terancam gagal panen. Kementerian Pertanian mengimbau petani yang telah mengikuti asuransi untuk segera mengurus klaim agar siap menanam kembali.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan klaim asuransi harus segera diurus petani agar bisa mempersiapkan tanam kembali.

“Dalam kondisi kekeringan yang melanda seperti saat ini, asuaransi terbukti mampu menjadi benteng bagi petani agar terhindar dari kerugian. Untuk itu, kita berharap petani segera mengurus klaim agar terhindar dari kerugian dan bisa mempersiapkan diri untuk menanam lagi,” katanya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementeria Pertanian Sarwo Edhy mengutaran hal serupa. Menurutnya, penggunaan asuransi sangat bermanfaat buat petani.

“Asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usaha tani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen. Dengan asuransi, usaha tani yang mengalami gagal panen akan mendapatkan penggantian atau klaim dari perusahaan asuransi. Sehingga, ada jaminan terhadap keberlangsungan usaha tani dan tidak terjadi gagal bayar terhadap kreditnya,” ujarnya.

Dijelaskannya, ada dua jenis asuransi pertanian yang bisa dimanfaatkan. Yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau (AUTS/K).

Untuk AUTP, premi yang harus dibayarkan sebesar Rp 180.000 /hektare (ha)/MT. Nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000/Ha/MT. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianty mengungkapkan, kemarau sudah mengeringkan sawah-sawah di Kecamatan Jonggol dan Sukamakmur.

“Di Jonggol 164 hektare dan di Sukamakmur 138 hektare sawah terancam gagal panen. Kalau dalam dua minggu tidak ada hujan, akan gagal panen,” kata Siti, Selasa (25/8).

Namun, Siti mengaku tidak khawatir petani akan rugi besar. Pasalnya, sebagian besar petani di Kabupaten Bogor telah terdaftar dalam asuransi tani.

“Sebagian besar sudah ikut asuransi tani ya. Jadi, kalau gagal panen, mereka dicover asuransi Rp6 juta per hektare,” jelasnya.

Recent Posts

UIN Datokarama Siap Buka Prodi Teknik Sipil dan Elektro

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama bersiap membuka dua program studi Teknik Sipil…

56 menit yang lalu

Mahfuz Sidik Ajak Generasi Muda Pelajari Dinamika Politik Global

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, generasi…

7 jam yang lalu

UIN Datokarama Gelar Tes Hafalan Calon Penerima Beasiswa Tahfidz 2025

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama melaksanakan tes hafalan bagi mahasiswa calon penerima…

10 jam yang lalu

DPP AMSI Nilai Soeharto Layak Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

MONITOR, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Satkar Ulama Indonesia (DPP AMSI) menilai Presiden…

14 jam yang lalu

Prof. Rokhmin Nilai Scylla Sp Berpotensi Jadi Motor Ekonomi Nasional

MONITOR, Jakarta - Indonesia dinilai memiliki keunggulan komparatif luar biasa dalam sektor kelautan dan perikanan,…

14 jam yang lalu

Humas Kementan: Pimpinan Sudah Menegur Pejabat, Kementan dan Tempo Adalah Cinta Sejati

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmen terhadap integritas dan netralitas aparatur sipil negara…

15 jam yang lalu