Jumat, 29 Maret, 2024

Roadshow Pegawai Baru di Tiga Provinsi, LPDB KUMKM Ingin Padukan Teori dan Praktek di Lapangan

MONITOR, Semarang – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menggelar acara Roadshow Akad Pinjaman/Pembiayaan Dana Bergulir bagi 36 orang pegawai baru dengan mengunjungi para mitra untuk memadukan antara teori dengan praktek di lapangan.

Melalui moda darat, Roadshow ini dilaksanakan di 3 (tiga) provinsi di Indonesia, yakni Jawa Barat (Kabupaten Indramayu), Jawa Tengah (Kota Semarang) dan D.I Yogyakarta (Kota Yogyakarta) pada tanggal 24-26 Agustus 2020.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, roadshow akad ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian kegiatan orientasi pegawai baru. Tujuannya untuk mengenalkan sekaligus mengajarkan bagaimana proses pengikatan pinjaman/pembiayaan antara LPDB-KUMKM dengan mitranya yaitu koperasi.

“Proses tersebut harus dipahami karena erat kaitannya dengan TriSukses LPDB-KUMKM yaitu, Sukses Penyaluran, Sukses Pemanfaatan dan Sukses Pengembalian”, ujar Supomo, usai acara penandatangan akad pembiayaan sebesar Rp7 miliar kepada KSPPS Artha Bahana Syariah, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (24/8).

Koperasi yang diketuai oleh Subur Prabowo ini memiliki 47.246 anggota dan berlokasi di Kabupaten Pati Jawa Tengah, disetujui permohonan pinjamannya sebesar Rp7 miliar.

Menurut Supomo, acara ini menggambarkan bagaimana pentingnya tahapan akad pinjaman/pembiayaan yang melibatkan dua pihak sekaligus, antara pihak pemberi pinjaman yaitu LPDB-KUMKM dan pihak penerima pinjaman yaitu koperasi.

“Harus tercipta kesepakatan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, serta diikat pihak ketiga yakni Notaris,” imbuh Supomo.

Bagi Supomo, dasar-dasar pembelajaran inilah sangat diperlukan agar ke depan seluruh pegawai memahami peran penting bekerja di satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM ini.

Sejak awal berdiri pada tahun 2006, LPDB-KUMKM telah menjadi garda terdepan bagi permodalan koperasi dan UMKM. Oleh karena itu, LPDB-KUMKM terpanggil untuk terus menggenjot tugas dan tanggung jawabnya dalam mem-backup pembiayaan KUMKM di Indonesia.

“Harapannya, dengan kegiatan ini menjadi penyemangat bagi seluruh karyawan, khususnya karyawan baru untuk turut serta mengambil bagian dalam upaya menggerakkan denyut ekonomi nasional, terutama melalui wadah usaha KUMKM. Negara membutuhkan tenaga dan pikiran kita dalam menghadapi krisis ekonomi saat pandemi Covid-19,” papar Supomo.

Program roadshow ini, lanjut Supomo, juga sebagai upaya membangun mental yang kokoh seluruh pegawai terus dilakukan agar seirama dengan visi dan misi LPDB-KUMKM. Melalui perjalanan darat lintas provinsi, seluruh peserta diikutsertakan mendatangi koperasi dari mitra LPDB-KUMKM, termasuk mengunjungi UKM-UKM binaan mereka.

Produsen Tahu

Di hari yang sama, kegiatan roadshow dimulai di Provinsi Jawa Barat dengan mengunjungi Primpkopti Indramayu. Koperasi produsen tahu tempe yang berdiri tahun 1997 ini merupakan mitra LPDB-KUMKM sejak tahun 2010.

Pada tahun 2020, koperasi yang diketuai oleh Supriyadi mengajukan permohonan pinjaman ke LPDB-KUMKM dan disetujui pinjamannya sebesar Rp1 miliar.

Kunjungan dilanjutkan dengan meninjau usaha produksi tahuilik UD Hellen Jaya yang merupakan UKM binaan dari Primkopti Indramayu.

Direktur Umum dan Hukum LPDB KUMKM Jaenal Aripin menekankan, jangan sampai terjadi benturan antara teori yang dimiliki pegawai yang sarjana dengan pelaku usaha para mitra yang kaya akan usia dan pengalaman di lapangan.

“Acara roadshow ini merupakan terobosan baru LPDB-KUMKM agar pegawainya mengetahui dan memahami cara kerja dan model bisnis koperasi. Harapanya, pegawai LPDB-KUMKM mampu menilai dan menganalisa kinerja sebuah koperasi dengan tepat dan terukur,” jelas Jaenal, saat mengunjungi UD Hellen Jaya di Desa Sudi Kampiran, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/8).

Sebelumnya, 36 pegawai baru tersebut selama dua minggu sudah dimagangkan di enam koperasi. Yaitu, Kospin Jasa (Pekalongan), Kopsyah Benteng Mikro Indonesia (Tangerang), Koppas Kranggan, Koppas Cempaka Putih, Koperasi Makmur Mandiri (Bekasi), dan Inkopsyah (Pondok Gede).

Di depan pemilik UD Hellen Jaya Dasuki dan Ketua Primkopti Indramayu H Supriyadi, Jaenal menambahkan, mitra LPDB-KUMKM adalah koperasi, jadi semestinya pegawai LPDB-KUNKM harus mengetahui dan memahami koperasi dalam prakteknya.

Bagi Jaenal, jangan sampai ada gap antara teori yang dimiliki dengan praktek di lapangan. Bila bisa menyambungkan hal itu, maka akan lahir kebijakan pencairan dana bergulir sesuai peruntukkannya.

“Pegawai LPDB-KUMKM harus mampu berkomunikasi dengan para mitra dengan cara yang smooth dan smart. Bila ada benturan di lapangan, harus mampu dicarikan solusinya, yakni LPDB-KUMKM bisa tetap prudent dalam penyaluran, tapi juga memahami kondisi mitra di lapangan,” jelas Jaenal.

Di samping itu, lanjut Jaenal, dengan acara roadshow ini diharapkan pegawai LPDB- KUMKM memahami proses dan alur bisnis dana bergulir, dari mulai membaca dan menganalisa laporan keuangan sebuah koperasi hingga proses pencairan.

Jaenal tidak menampik bahwa selama ini proses pengajuan dana bergulir terbilang rumit dan tidak mudah. Namun, dengan manajemen baru di bawah kepemimpinan Direktur Utama LPDB KUMKM Supomo, persyaratan serta proses dana bergulir jauh lebih mudah dan cepat.

“Dengan adanya Permenkop Nomor 4 Tahun 2020, persyaratan untuk mendapatkan dana bergulir jauh lebih sederhana. Yang tadinya ada 22 persyaratan yang harus dipenuhi, kini hanya tiga saja,” ungkap Jaenal.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Primkopti Indramayu H Supriyadi berharap agar LPDB-KUMKM menilai koperasi harus dari berbagai aspek, tidak dari aspek bisnis semata.

“Karena, dalam prakteknya Kopti sangat berbeda dengan KSP,” kata Supriyadi.

Diakui Supriyadi bahwa proses alur dana bergulir LPDB-KUMKM jauh lebih ketat dan detail ketimbang perbankan.

“Alhamdulillah, Primkopti Indramayu mampu memenuhi seluruh persyaratannya,” kata Supriyadi.

Supriyadi mengatakan bahwa Primkopti Indramayu yang berdiri sejak tahun 1997 merupakan mitra LPDB-KUMKM selama 10 tahun ini.

“Kami sudah bermitra sejak LPDB-KUMKM ada dan sudah mendapat dana bergulir sebanyak empat kali dari mulai Rp200 juta hingga Rp1,4 miliar. Kini, kami juga sudah mendapat dana bergulir sebesar Rp1 miliar,” papar Supriyadi.

Sementara pemilik UD Hellen Jaya Dasuki menjelaskan bahwa usaha perajin tahu yang sudah dijalankan turun temurun sejak 1969, sempat terdampak pandemi Covid-19, terutama pada Maret hingga Mei 2020 yang hanya mampu memproduksi 2 kwintal perhari dari yang biasanya 6 kwintal.

Mulai era New Normal pada Mei 2020, produksi tahu UD Hellen Jaya mulai meningkat lagi menjadi 4 kwintal perhari.

“Usaha perajin tahu tetap eksis berkat back-up kuat dari Primkopti Indramayu, terutama dalam hal suplai bahan baku kacang kedelai hingga permodalan usaha,” ucap Dasuki.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER