MONITOR, Gowa – Meski pandemi belum usai di tanah air, tak menyurutkan semangat petani Gowa untuk memanen benih jagung hibrida produk rakitan anak bangsa Nasa 29 seluas 50 hektar di Kelompok tani Mangurangi Desa Manjapai, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.
Menurut Ketua Poktan Mangurangi, Haeruddin, hasil panen benih jagung hibrida sekitar 4 ton/ha dengan menghasilkan pendapatan Rp. 20 juta /ha.
“Kami sangat bersyukur, hasil panen kami langsung dibeli salah satu mitra, kami juga bisa membuat benih untuk Kabupaten Gowa khususnya,” ujar Haeruddin, Jumat (21/8/2020).
Hadir dalam kesempatan ini, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan yang diwakili Andi Muhamammad Saleh, Kepala Balitsereal, Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, Kepala Dinas Pertanian Maluku Utara, Kepala BPTP Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Besar Karantina Pertanian Makasar, Kepala BPTPH Sulsel, Camat Bontonompo dan PT. Sangkara Putra Pertiwi selaku mitra.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Sulsel, St Jamila Mustari mengungkapkan peningkatan produktivitas dan kapasitas usaha serta peningkatan nilai tambah daya saing menjadi indikator penting dalam bidang pertanian.
“Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas adalah benih, jika kualitas benih bagus dan didukung oleh kondisi iklim yang optimal, maka produktivis akan tinggi,” kata Mustari.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, Sugeng Priyanto menjelaskan Gowa sebagai salah satu penyangga tanaman pangan urutan ke 3 di Provinsi Sulsel. Benih salah satu penting dalam hal produksi, dan ini merupakan pengalaman pertama petani membuat benih.
“Harapannya ke depan kegiatan ini berkelanjutan dan semakin diperluas mengingat petani sangat antusias karena proses pembelajaran petani membuat benih, serta ada pendampingan dari Mitra,” jelasnya.
Sementara itu, Andi Muhammad Saleh dari Kementan mengatakan sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong ketersediaan benih melalui kegiatan Pengembangan Benih Jagung Hibrida Berbasis Korporasi Petani. Menurutnya, benih menjadi salah satu penentu vital keberhasilan peningkatan produktivitas, namun, Petani dalam memenuhi kebutuhan benih jagung sering terkendala dengan masalah distribusi.
“Dengan memberdayakan petani setempat untuk memproduksi benih, dapat mengatasi kelangkaan benih insitu dan terpenuhi secara enam tepat (tepat mutu, varietas, jumlah, waktu, tempat, harga)”, ungkap Andi.
Andi menegaskan Kementan terus mendukung kegiatan ini dengan tujuan meningkatkan kapasitas petani, belajar untuk menghasilkan benih bermutu untuk mendukung perbenihan nasional secara mandiri dan berkelanjutan sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Diharapkan ke depan pengadaan benih tidak perlu lagi didatangkan dari luar.
“Tapi harus dipenuhi dari daerah sendiri sekaligus bangga dengan produksi benih petani sendiri dan kabupaten Gowa menjadi kabupaten yang mandiri benih juga mandiri produksi,” jelasnya.
Terpisah Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi membeberkan ke depan Program Perbenihan dikelola dalam kelembagaan berbasis korporasi petani, dimana kegiatannya mendorong pemberdayaan kelompoktani kawasan tersebut.
“Semua dari petani oleh petani dan keuntungan untuk petani sekaligus untuk pembelajaran petani dari semua aspek usahatani mulai dari hulu sampai ke hilir,” tutur Suwandi.