Kamis, 25 April, 2024

Hadiri Milad ke-63, Wamenag Dukung UIN Jakarta Jadi Universitas Generasi Ketiga

MONITOR, Jakarta – Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Zainut Tauhid Sa’adi, mengunjungi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menjadi narasumber kunci dalam acara Webinar Nasional rangkaian Milad UIN Jakarta ke-63 yang mengangkat tema ‘Kontribusi Pendidikan Tinggi Islam dalam Merajut Kebhinekaan: Refleksi 75 Tahun Kemerdekaan RI’, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (18/8/2020).

Dalam penyampaiannya di webinar, Zainut mengungkapkan bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengemban amanat umat untuk menjadi salah satu perguruan tinggi unggulan.

“Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal sebagai ‘Kampus Pembaharuan Pemikiran Islam’ dengan tokoh-tokoh besar pembaruan Islam seperti Prof Harun Nasution, Prof Nurcholish Madjid (Cak Nur), Prof Quraish Shihab, Prof Azyumardi Azra dan sebagainya yang pada umumnya berasal dari latar belakang kaum santri yang berakar kuat pada tradisi pesantren dan menguasai khazanah keilmuan Islam klasik yang sangat kaya dan memukau,” ungkapnya.

Zainut mengatakan, para tokoh UIN Jakarta itu memperlakukan khazanah Islam sebagai ‘tradisi yang hidup’ yang dikembangkan secara kritis, ilmiah dan kontekstual. Menurut Zainut, mereka menjadi ikon bagi terjadinya perjumpaan karakter dan budaya secara utuh, hasil dari dialektika nilai-nilai keilmuan yang positifistik dan nilai-nilai keislaman yang memiliki aspek aksiologis.

- Advertisement -

“Dan legacy mereka sangat penting untuk terus dikaji, didesiminasi di ruang-ruang publik agar dunia turut menerima manfaatnya,” katanya.

Zainut menyampaikan bahwa semangat para tokoh tersebut penting untuk terus diwariskan. Menurut Zainut, merawat tradisi dan integrasi di UIN adalah bagian dari merawat kebhinekaan dan kebangsaan Indonesia, karena UIN adalah miniatur Indonesia dan UIN dapat menyatukan keanekaragaman budaya, bahasa, etnis, suku, ras, golongan dan agama.

Dalam paparannya, Zainut juga menuturkan bahwa ciri khas orang-orang UIN ini adalah komitmennya pada nilai-nilai Islam yang moderat dan wasathiyah yang berlandaskan pada keislaman, keilmuan, kemanusiaan dan keindonesiaan. Menurut Zainut, komitmen pada nilai-nilai ini jelas telah memberikan kontribusi besar dalam upaya bersama merawat dan merajut kebhinekaan Indonesia.

“Penguatan nilai-nilai ini bahkan menjadi semakin relevan di tengah merebaknya tren fanatisme, radikalisme dan intoleransi di tengah masyarakat, baik di dunia nyata maupun di dunia maya,” ujarnya.

Zainut mengungkapkan, institusi pendidikan tinggi Islam konvensional mesti menjawab menjamurnya lembaga pendidikan tinggi maupun lembaga pendidikan Islam yang menerapkan pembelajaran secara daring atau online di era kini, terutama dalam menyikapi masa pandemi Covid-19.

“Kelas-kelas internasional secara online telah dibuka oleh kampus-kampus besar dunia. Di tengah perjuangan kita merawat kebhinekaan Indonesia dari ancaman hoaks dan misinformasi di dunia maya yang kerap mengatasnamakan agama,” ungkapnya.

Zainut menyampaikan bahwa untuk menjawab tantangan zaman itu, Kemenag akan terus memperhatikan dan mendukung upaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat segera mencapai universitas generasi ketiga, yakni universitas yang bertujuan mengembangkan pendidikan dan riset, plus tahu bagaimana memanfaatkan ilmu pengetahuan melalui knowledge management, berperan menciptakan nilai, tenaga ahli profesional atau  ilmuwan plus wirausahawan, sigap merespon persaingan pasar internasional, serta memiliki kemandirian dan jati diri sebagai pengawal  kebhinekaan dan keberagaman dalam  bingkai NKRI.

Selain itu, Zainut juga mengapresiasi peringatan Milad UIN Jakarta ke-63 kali ini diisi dengan kegiatan santunan dan peluncuran buku ‘Esai-esai Moderasi Beragama Mahasiswa UIN Jakarta’ dan buku ‘Antologi Puisi Cinta untuk UIN Jakarta’.

“Semoga kegiatan tersebut maslahat dan dua buku tersebut turut menjadi lentera penerang bagi moderasi beragama, kebhinekaan dan kebangsaan di Indonesia,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER