MONITOR, Depok – Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok berhasil melakukan operasi implantasi koklea pertama kali kepada seorang pasien laki-laki berusia 3 tahun yang mengalami ketulian sejak lahir, pada Rabu, (12/08/2020).
“Operasi implantasi koklea tersebut berlangsung selama 1,5 jam dan berjalan dengan lancar,” kata dokter spesialis THT RSUI, dr Fikri Mirza Putranto dalam siaran persnya yang diterima MONITOR, Jumat (14/08/2020).
Fikri menjelaskan, setelah dilakukan operasi, pasien akan secara bertahap mencapai kemampuan mendengar normal, sehingga bisa belajar berkomunikasi selayaknya anak normal.
“Umumnya operasi ini dapat dilakukan pada semua usia, tetapi pelaksanaan operasi pada usia 2-3 tahun akan memberikan hasil yang lebih oprimal,” ujarnya.
Lebih lanjut Fikri mengatakan bahwa penanganan kerusakan pada organ telinga dalam (koklea) yang sangat berat berbeda dengan penanganan kerusakan organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang telinga).
“Kerusakan pendengaran yang terjadi pada organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang telinga) masih dapat ditolong dengan alat bantu dengar ataupun operasi, sedangkan kerusakan organ telinga (koklea) hanya dapat diatasi dengan operasi,” jelasnya.
Fikri menyampaikan, implantasi koklea di RSUI Depok melalui tiga tahapan, seperti melakukan seleksi calon pasien, yaitu penentuan terhadap pasien apakah layak dioperasi atau tidak.
“Pada tahap ini akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh meliputi aspek medis, psikologis, dan sosial pasien,” bebernya.
Setelah dinyatakan layak operasi, tahap kedua dikatakan Fikri akan dilakukan pelaksanaan operasi berupa komponen dalam (alat penerima atau receiver dan elektroda) yang bekerja menghantarkan sinyal listrik ke ujung-ujung saraf pendengaran yang terdapat di telinga dalam.
“Sinyal listrik yang diantarkan ke syaraf pendengaran berasal dari stimulus suara yang akan diubah oleh komponen luar, yang akan disesuaikan secara berkala dimulai pada 2 minggu pasca operasi,” tegasnya.
Sementara tahap terakhir kata Fikri akan dilakukan perawatan pasca operasi (habilitasi) berupa latihan mendengar dan berbicara.
Pada kesempatan itu, Fikri juga menguraikan terkait risiko penanaman alat implan koklea. Dijelaskannya, risiko operasi implan koklea dapat dicegah dengan didukung oleh kerja sama tim dan dukungan sarana dan prasarana yang memadai.
“Alhamdulillah saat ini RSUI telah memiliki tim dan sarana prasarana yang sangat memadai untuk melakukan tindakan ini dengan aman. Dalam 2 minggu setelah operasi, alat tersebut akan dinyalakan untuk dilakukan latihan pendengaran pada si anak,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengantisipasi adanya perubahan tata kelola impor garam menyusul target…
MONITOR, Bandung - Jasa Marga melalui PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) dan Representative Office 3…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah mendorong penegak hukum bekerja sama dengan…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Patra Niaga siap mendukung kebijakan Pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof Rokhmin Dahuri mengajak Semua Pihak untuk…
MONITOR, Jatim - Anggota Bawaslu Totok Hariyono melakukan pengawasan langsung pemungutan suara Pemilihan 2024 di…