PEMERINTAHAN

Dirjen PKH Kementan Berharap Pusvetma Jadi BLU Terbaik

MONITOR, Jakarta – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Dr. Ir. Nasrullah melakukan kunjungan kerja ke Pusat Veteriner Farma (Pusvetma). Kunjungan ini merupakan kali pertama Dirjen PKH sejak di lantik menjadi Dirjen PKH pada 6 Agustus 2020 lalu.

Dirjen PKH menyampaikan arahan bahwa industri obat hewan di Indonesia saat ini merupakan bisnis yang terbuka. Untuk itu, ia meminta Pusvetma agar melakukan perubahan dengan melakukan terobosan dan inovasi baru.

“Saat ini sudah banyak produsen vaksin swasta yang merupakan bagian dari produsen vaksin global, agar Pusvetma bisa tetap eksis maka harus segera melakukan perubahan sehingga bisa menghasilkan produk yang lebih bervariatif dan berkualitas sesuai kebutuhan di lapangan serta harga yang kompetitif,” papar Nasrullah.

Nasrullah menambahkan, Pusvetma harus mulai menjalin kerja sama bukan hanya dengan para pakar teknis di bidang kesehatan hewan tetapi dengan pakar di bidang pemasaran yang mampu meningkatkan kemampuan promosi dan penjualan produk Pusvetma ke depan.

Dirjen PKH juga meninjau gedung fasilitas produksi yang dimiliki Pusvetma. Beberapa gedung laboratorium yang ditinjau antara lain gedung produksi E yang didalamnya terdapat laboratorium yang didedikasikan untuk pengembangan vaksin ASF (African Swine Fever), serta laboratorium zoonosis.

Laboratorium di Pusvetma telah mendapatkan akreditasi ISO 17025:2017. Selain itu proses produksi yang dilakukan di Pusvetma juga telah memenuhi persyaratan CPOHB. Untuk memasuki laboratorium di Pusvetma tidak boleh sembarangan karena telah memberlakukan persyaratan dan standar tetap, sehingga siapapun yang akan memasuki lab harus mengikuti ketentuan yang berlaku.

Misalnya, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) standar yaitu jas lab, masker, sarung tangan, penutup kepala hingga alas kaki khusus laboratorium. Kecuali apabila memasuki laboratorium zoononis maka harus mengenakan APD lengkap tertutup mulai ujung kaki hingga ujung kepala lengkap dengan kacamata google.

Proses produksi di Pusvetma menggunakan skala laboratorium maupun skala produksi yang lebih besar dengan menggunakan mesin-mesin berteknologi.

“Peralatan dan teknologi di Pusvetma tidak kalah canggih dengan swasta. Produk Pusvetma harus bisa menjadi produsen vaksin dan bersaing dengan produsen vaksin milik swasta” ujar Nasrullah.
Nasrullah kemudian melanjutkan peninjauan ke Pusvetma corner. Terdapat layar lebar berteknologi CCTV online terpampang di Pusvetma corner. Lengkap dengan monitor informasi ruang diorama serta alat VR (virtual reality) dimana pengunjung dapat melihat ruang laboratorium 360 derajat hanya dengan melihat dari karena VR.

Diakhir kunjungannya, Dirjen PKH berpesan kepada Kepala Pusvetma dan seluruh pegawai, “Pusvetma harus menjadi BLU terbaik di Indonesia untuk pembangunan peternakan nasional, Pusvetma pasti bisa”. Pesan ini dituangkan dalam sebuah tulisan tangan yang diberikan ke Pusvetma.

Tentunya pesan ini harus menjadi penyemangat tersendiri bagi Kapusvetma dan seluruh jajarannya untuk makin meningkatkan kinerja di Pusvetma.

Kepala Pusvetma, Agung Suganda mengaku arahan dari Dirjen PKH akan dijadikan semangat. Ia mengatakan, sebagai Satker dengan predikat Badan Layanan umum (BLU), kinerja serta pelayanan menjadi prioritas Pusvetma.

“Arahan beliau menjadi semangat buat kami dalam peningkatan kinerja di Pusvetma,” ujar Agung Suganda.

Pusvetma menjadi pioner produsen vaksin hewan pertama dan satu-satunya di Indonesia milik pemerintah. Sebagai satker atau UPT dibawah Ditjen PKH Kementan, Pusvetma turut membantu program pemerintah dalam upaya pembangunan peternakan di Indonesia.

Produk-produk yang dihasilkan Pusvetma antara lain, vaksin, antigen, antisera dan bahan biologik lainnya. Pusvetma berkomitmen meningkatkan kualitas menjadi produsen vaksin dengan produk bermutu untuk bangsa.

Terobosan-terobosan yang akan dilakukan Pusvetma nantinya sejalan dengan program Kementan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Karena itu, terobosan yang saat ini dilakukan adalah bagaimana agar vaksin Pusvetma bisa menembus pasar ekspor khususnya negara-negara tetangga.
“Hal ini akan sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan oleh Kementan. Maka kami akan terus mendukung,” tutur Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ditempat terpisah.

Recent Posts

DPR dan Kemenag Sepakat Percepat Pembentukan Ditjen Pesantren

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan kesiapan Kementerian Agama mempercepat proses pembentukan Direktorat…

6 jam yang lalu

Moderasi Beragama Itu Dibutuhkan Sepanjang Masa

MONITOR, Serang - Moderasi beragama bukanlah proyek, tetapi perjuangan bagi seluruh bangsa Indonesia. Indonesia yang…

11 jam yang lalu

Setahun Pemerintahan Prabowo, Pengusaha UMKM Bangkit dengan Fasilitasi KUR

MONITOR, Jakarta - Memasuki setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka,…

11 jam yang lalu

Kemenhaj RI dan Kemenhaj Saudi Tandatangani MOU untuk Penyelenggaraan Haji 2026

MONITOR, Jakarta - Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia, resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan…

12 jam yang lalu

OMI 2025, Wamenag Banggakan Perkembangan Madrasah Masa Kini

MONITOR, Tangerang - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa pendidikan di madrasah…

13 jam yang lalu

Peminat Tinggi, Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta Siap Buka Program Doktor Advanced Islamic Religious Studies

MONITOR, Jakarta - Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan kesiapan membuka Program Doktor (S3)…

15 jam yang lalu