MONITOR, Jakarta – Kegiatan pemasangan plang peringatan banjir yang dilakukan oleh Kementerian Agraria danTata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar.
Dosen Politik Agraria, Sosiologi Hukum, Magister Hukum Universitas Trisakti, Dr. Hery Hartawan, mengatakan kegiatan pemasangan plang peringatan banjir, di lokasi banjir adalah kepedulian terjadap bahaya banjir. Oleh karena itu, tak heran kalau bentuk kegiatan ini bakal mendapat apresiasi atau penghargaan yang sangat baik dari masyarakat.
“Semua program kegiatan yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat sudah pasti akan didukung penuh oleh masyarakat,” ujar Hery kepada wartawan di Jakarta.
Menurut Hery, program pemasangan plang peringatan banjir sangat diperlukan oleh masyarakat yang terkena dampak langsung oleh banjir, dengan begitu masyarakat bisa menyiapkan diri.
Selain itu, kata Hery, penanganan banjir di DKI Jakarta tidak bisa ditangani sendiri oleh Pemprov DKI. Tapi harus dilakukan secara bersama sama, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kota kota penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, penanganan dari hulu sampai hilir dan percepatan pengadaan tanah untuk normalisasi kali di Jakarta.
“Yang paling penting budaya masyarakat kita, seperti tertib membuang sampah, rajin bergotong royong kerja bakti membersihkan saluran, got got lingkungan, tidak mendirikan bangunan liar di sepanjang badan sungai,” pungkasnya.
Diketahui, didampingi pejabat Dirjen, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) DKI Jakarta Jaya, bersama Kepala Kantor Pertanahan Kota Administasi Jakarta Barat, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, memasang Plang Peringatan Banjir di dekat Rusun Lokbin Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (5/8/2020).
Usai memasang plang, Sofyan Djalil bersama rombongan meninjau Kali Semongol, yang tidak jauh dari lokasi pemasangan plang. Kemudian berdialog dengan warga di lobby Rusun Lokbin Tegal Alur.
