Kamis, 26 Desember, 2024

Urban Farming Dinilai Bisa Jaga Pangan Kala Pandemi

MONITOR, Jakarta – Urban farming menjadi tren baru sekaligus solusi bagi masyarakat dalam menjaga pangan di saat pandemi. Pesan ini diungkapkan Pegiat Urban Farming Depok, Anis Hidayah, saat mengisi diskusi diskusi online ‘Perempuan dan Trend Urban Farming di Tengah Pandemi Covid-19’ yang digelar PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Minggu (26/7).

“Apa yang ditanam? Apa yang kita suka untuk dimakan, makanlah apa yang kita tanam dan tanamlah yang kita makan,” ujar Anis Hidayah memulai diskusi.

Anis yang berhasil membangun urban farming di komunitasnya, mengaku usahanya itu bisa menjadi ruang dialog antar tetangga, pasangan (utamanya menghapus KDRT), serta menjadi cara paling efektif mengkikis gerakan intoleransi di komunitas.

Kini 50 persen warga di lingkungan tempat tinggalnya sudah menerapkan urban farming. Kebiasaan urban farming ini menguatkan lingkungannya tetap sehat, terutama menanam cabe dan bawang merah sebagai sumber bumbu dasar namun sayangnya sudah mendapatkan pestisida sejak awal menanam.

- Advertisement -

“Banyak orang tidak bisa makan kangkung karena asam urat. Tetapi ketika ditanam sendiri semua menjadi organik. Komunitas Anis kini sudah menjadi percontohan dan wisata kota yang baru (sebelum korona) dan berhasil menciptakan pasar organik,” terang Aktivis Migran CARE ini.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER