BERITA

Dilarang Berjualan, Puluhan Pedagang Pasar Johar Datangi Fraksi Golkar DKI

MONITOR, Jakarta – Puluhan pedagang Pasar Johar, Jakarta Pusat, ramai-ramai mendatangi ruang Fraksi Golkar di Lantai 4, Gedung DPRD DKI Jakarta. Mereka mengeluhkan adanya pengusiran oleh pihak satuan pelaksana (Satpel) pasar, sehingga tidak bisa berjualan lagi.

Kedatangan puluhan pedagang Pasar Johar ini diterima, Ketua Fraksi Golkar Basri Baco, anggota Fraksi Golkar, Yudistira Hermawan, Taufik Azhar, Dimas Raditya dan Jamaludin.

Kepada anggota dewan dari Fraksi Golkar, salah seorang pedagang Alwi, mengeluhkan kalau dirinya dan puluhan pedagang yang berjualan di Lokbin Pasar Johar tidak diperbolehkan untuk berjualan. Padahal mereka setiap hari membayar iuran kepada pihak Satpel.

“Kami ini udah berjualan puluhan tahun. Tapi sekarang kami malah tidak boleh berjualan. Padahal setiap hari kami memberi iuran sebesar Rp 9000/hari. Rinciannya Rp 4000 untuk dibayarkan ke Bank DKI dan Rp 5000 untuk biaya keamanan dan kebersihan,” papar Alwi, Senin (6/7).

Menurut pengakuan Alwi, para pedagang membayar iuran tersebut melalui orang yang disuruh Satpel. “Dengan sudah membayar semua kewajiban, kami berharap kami bisa kembali berjualan,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta, Basri Baco membenarkan, kalau fraksinya kedatangan tamu dari para pedagang yang berjualan di Lokbin Pasar Johar, Jakarta Pusat

“Ada sekitar 40 pedagang yang datang. Mereka ingin kembali berjualan di lokbin pasar yang baru dibangun,” ujar Baco.

Menurut Baco, berdasarkan laporan pedagang, fraksi menilai ada permaina oknum pengelola pasar yang diduga sudah memperjualbelikan kios lokbin.

“Jadi pedagang ini ngeluh sudah berjualan 20 tahun disana ternyata tidak diberi kios. Malah kios lokbin yang baru ini dijual ke pedagang baru. Ini yang jadi masalah,” jelas Baco.

“Dan kami melihatnya pada pedagang ini korban pungli. Sebab mereka sudah bayar iuran tapi kios tidak dapat,” sambung Baco.

Lanjutnya, Fraksi Golkar mencurigai uang iuran pedagang yang disetorkan kepada Satpel tidak disetorkan ke Bank DKI. Sehingga kios baru tersebut tidak diberikan ke pedagang lama. “Fraksi Golkar komitmen untuk memperjuangkan para pedagang yang menurut kami jadi korban pungli. Kalau ada oknum pengelola pasar atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka harus ditindak,” tegasnya.

“Manajemen pasar harus kita perbaiki lagi supaya bisa maksimal dan tidak ada premanisme dan pungli yang bertahun-tahun dibiarkan begitu saja,” pungkasnya.

Recent Posts

Menag Dorong Pendekatan Tafsir Induktif dan Berwawasan Keindonesiaan hadapi Era Post-Truth

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini membuka Ijtimak Ulama Tafsir Al-Qur’an di…

8 menit yang lalu

DPR Dorong Pembentukan Satgas Perlindungan Konsumen Digital atasi Penipuan Belanja Online

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim mendorong pemerintah segera membentuk…

1 jam yang lalu

Program Beasiswa Santri BAZNAS 2025, Bantuan Senilai Rp4 Juta

MONITOR, Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui Program Beasiswa Santri 2025 kembali…

1 jam yang lalu

Wamenag Pastikan Santri Mendapat Akses Program MBG Tanpa Terkecuali

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i memastikan komitmen Kementerian Agama agar seluruh…

3 jam yang lalu

Menuju Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin: Pers Harus Berani Kawal Isu Strategis

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri mengungkapkan bahwa demokrasi tak…

4 jam yang lalu

TNI Kolaborasi Tangkap Dua Kapal Pembawa Pasir Timah Ilegal

MONITOR, Jakarta - TNI kembali menunjukkan kemampuan operasi bersama yang solid, profesional, dan terintegrasi melalui…

7 jam yang lalu