MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan konsumsi pangan sumber karbohidrat pengganti beras hingga 7%. Hal itu disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Agung Hendriadi dalam Webinar dengan Tema Diversifikasi Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan yang diselenggarakan The Indonesia Green Financial and Investment Institute (TIGFII), pada Kamis (2/7).
Dijelaskan Agung, target tersebut berdasarkan Roadmap Diversifikasi Sumber Karbohidrat Pengganti beras 2020-2024.
“Kementan mendorong peningkatan konsumsi pangan lokal non beras, sehingga dapat menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85,0 kg per kapita per tahun pada tahun 2024,” jelas Agung.
Untuk memenuhi target tersebut, dirumuskan langkah strategis diversifikasi pangan mencakup aspek hulu hingga hilir. Mulai dari produksi, pascapanen, stok dan pengolahan, hingga pemasaran dan pemanfaatan.
Peningkatan produksi diupayakan dengan teknologi budidaya dan bibit unggul serta peningkatan luas areal pertanaman. Kemudian teknologi pasca panen serta efisiensi produksi, dan mendorong UMKM pangan lokal. Sementara itu dari aspek pemasaran diupayakan dengan menciptakan pasar lokal dan nasional dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sedangkan dari sisi pemanfaatan melalui kampanye, promosi dan edukasi nilai gizi dan ekonomi dari pangan lokal non beras.
Selain itu, di samping untuk meningkatkan pendapatan, langkah strategis ini juga untuk memudahkan akses masyarakat terhadap pangan berkualitas.
“Kita upayakan agar kita tidak bergantung hanya pada beras. Kita punya kearifan lokal untuk kita angkat sebagai komoditas alternatif. Ada pisang, talas, sagu, jagung, kentang, dan ubi kayu,” ujar Agung.
Berbagai komoditas pangan sumber karbohidrat non beras tersebut bukan hal asing bagi masyarakat. Agung mencontohkan, ubi kayu dan pisang yang dikonsumsi di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Begitu juga dengan sagu, yang banyak dikonsumsi di Papua.
“Kita mapping wilayah mana yang potensial dijadikan komoditas unggulan di wilayah tersebut. Kita dorong aspek produksinya, pengolahannya agar dapat dikonsumsi masyarakat secara langsung,” urai Agung.
Sebelumnya, pada Minggu (28/6), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo me-launching Gerakan Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat Non beras. Dengan slogan indah dan bahagia dengan pangan lokal, gerakan diversifikasi pangan ini digelar sebagai upaya untuk mendorong ketersediaan dan konsumsi pangan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
Menurut Mentan SYL, gerakan diversifikasi pangan ini mewakili harapan dan kebutuhan dari seluruh rakyat Indonesia agar ketahanan pangan tetap kokoh, yang memperkuat hadirnya negara yang sejahtera.